Mohon tunggu...
Iya Oya
Iya Oya Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki

90's

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Partai Politik "Never Die"

31 Juli 2018   20:31 Diperbarui: 31 Juli 2018   21:02 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau melihat konstelasi politik pada zaman ini, kayaknya kita tak bisa menafikan kehadiran partai politik. Bahkan bisa dikatakan kalau eksistensinya tak bisa tak ada dan tak bisa ditiadakan. Mereka tak bisa dimusnahkan. Kalaupun tak ada yang namanya partai ini-itu, mau tak mau kita pasti membutuhkan suatu organisasi yang bisa menjadi penghubung masyarakat dengan para politisi.

Masalahnya, apakah partai politik sekarang sudah menjalankan fungsinya dengan baik? Atau, apa memang parpol saat ini sudah di atas angin berjalan berdasarkan ideologi dan visi-misinya sendiri yang itu juga tak lepas dari hawa nafsu petinggi-petingginya? Karena kalau tidak, maka parpol-parpol sudah jelas-jelas keluar jalur dari fungsinya. Atau, kalau kita bicara secara lebih luas, parpol-parpol sekarang sudah disalahgunakan oleh mereka yang berada di dalamnya. Maksudnya menyalahgunakan bagaimana? Saya kira kita sudah tahu jawabnya.

Mau tak mau, saat ini kesan kita terhadap partai politik cenderung negatif. Kesan tersebut bukan sekedar apriori belaka lantaran fakta-fakta dan data-data yang tak menyenangkan itu sering kita saksikan. Fungsi partai itu sendiri tentu baik. Tapi soal bagaimana sifat dan perilaku manusia-manusia yang berada di dalamnya, itulah yang kemudian menentukan impresi kita terhadap suatu partai politik.

Lagipula, penyalahgunaan semacam ini pun sudah jelas menjalar kemana-mana. Jabatan disalahgunakan, bahkan hukum pun demikian --sebagaimana hal itu sudah menjadi fenomena klise di mata kita.

Kembali lagi, barangkali impresi negatif tadi masih akan menempel di kepala kita kalau partai politik masih menjadi sarang bagi setan-setan yang bernaung di dalamnya. Apakah mereka tak mau untuk membersihkan partai mereka sendiri dengan menendang manusia-manusia brengsek di dalamnya, ya itu urusan mereka. Lagipula, saya yakin mereka tentu akan mengatakan: "Yaah... namanya juga politik. Mana ada sih yang suci?"

Memang, kesan semacam itu barangkali sudah tak bisa dilepaskan. Bahwa yang namanya politik pasti kotor. Tapi kalau yang namanya politik sudah dijadikan tempat untuk mencari keuntungan pribadi dengan cara-cara yang batil dan akan selalu dipahami seperti itu, wah ini sudah gawat namanya.

Kita bernegara, kita memiliki visi-misi yang sama, tapi kalau manusia-manusia di dalam ranah politik sudah mengorientasikan hidupnya dengan kepentingan pribadi dan golongan sehingga mengabaikan kepentingan rakyat, maka sudah pasti kacau hubungan kita dalam bernegara karena tak ada keselarasan dalam mencapai visi-misi kebangsaan.

Apalagi saat ini yang namanya subjektivitas sudah mengesampingkan objektivitas. Kepentingan golongan diutamakan dan kita sudah lihat bahwa ada semacam usaha-usaha men-generalisir dengan membawa-bawa orang banyak ke dalam kepentingan subjektif. Padahal tidak semua orang setuju dengan kehendak-kehendak golongan tersebut. Kita sering bertanya: "Umat yang mana? Rakyat yang mana? Lha, wong saya tidak sependapat dengan kalian kok."

So... Plis... kalau memang mau berbuat sesuatu menurut kehendakmu, ya jangan bawa-bawa orang lain.

Oh, maaf, yang saya maksud terakhir ini barangkali sudah masuk dalam konteks penyalahgunaan agama. Ya iya, bukannya agama juga bisa saja disalahgunakan? Namanya juga manusia, sesuatu apapun yang berada di tangannya bisa dijadikan apa saja, bahkan bisa difungsikan tidak berdasarkan fungsi utamanya itu sendiri. Yah, pokoknya penyalahgunaan-lah ya.[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun