Mohon tunggu...
Aris P. Zebua
Aris P. Zebua Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seharusnya pendidikan merupakan hadiah bagi semua orang | Blog pribadi: satyaaris.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Diri Sendiri

24 September 2017   14:04 Diperbarui: 24 September 2017   20:00 2998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda menghadapi teman kuliah, tetangga, teman kerja atau kenalan yang sulit menerima masukan atau ide-ide baru? Adakah teman Anda yang selalu merasa rendah diri dan kurang percaya diri? Atau apakah Anda punya teman yang sombong yang selalu menganggap dirinya rendah hati, baik hati dan lemah lembut kepada orang lain? Apakah Anda punya teman yang tidak suka menerima teguran karena ia selalu merasa dirinya baik-baik saja?

Semua kita pernah menghadapi orang yang ditanyakan di atas. Bahkan secara  tidak sadar kita pun telah menjadi orang seperti di atas terhadap sesama kita. Lalu apa masalahnya? Masalahnya ada pada pengenalan diri. Socrates pernah berkata "kenalilah dirimu". Mengapa harus seperti itu? Bagaimana kita sampai tidak kenal dengan diri kita sendiri?

Mungkin banyak orang menganggap mengenal diri mereka sendiri. Sehingga tidak membutuhkan apa kata orang lain. Tetapi, hal ini harus diuji. Kalau benar seseorang mengenal dirinya sendiri, maka ia tidak perlu hidup dari opini orang lain tentang dirinya. Sekalipun orang lain berkata sesuatu tentang dirinya, ia tidak akan terpengaruh. Namun, jika ia sampai terpengaruh dan sibuk memikirkan apa kata orang tentangnya, maka orang tersebut belumlah mengenal dirinya sendiri. Ia tidak lulus ujian.

Apakah penting kita mengenal diri sendiri? Tentu sangat penting. Ini adalah langkah awal untuk mengenal dunia luar dan mengevaluasi diri secara terus-menerus. Kita memulai dengan pertanyaan "siapakah aku?" Pertanyaan ini sederhanapertanyaan terbaik adalah pertanyaan sederhana. Namun, banyak orang tidak peduli dengan pertanyaan sederhana ini.

Dalam teori kepribadian, usaha untuk memahami diri sendiri disebut konsep diri (self-concept). Konsep diri adalah tentang "siapa aku" dan "bagaimana aku merasa tentang diriku".

Beberapa pengertian konsep diri menurut para ahli

Konsep diri adalah konsep yang dimiliki individu tentang dirinya sebagai makhluk fisik, sosial, spiritual, atau moral (Kreitner dan Kinicki). Pengertian ini mengandung makna bahwa konsep diri merupakan cara seseorang memandang diri sendiri dari dalam maupun dari luar dirinya. Konsep diri memengaruhi seseorang mengambil keputusan moral, seperti memilih melakukan yang baik daripada yang jahat atau sebaliknya. Konsep diri juga memengaruhi seseorang berelasi dengan orang lain.

Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya (Hurlock). Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki orang tentang dirinya sendiri, yang berkaitan dengan karakter fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi serta prestasi. Definisi ini lebih detail menjelaskan tentang konsep diri. Mulai memahami diri dari dalam hingga pencapaian diri.

Konsep diri adalah suatu keyakinan atau evaluasi diri individu tentang siapa dirinya dan bagaimana merasa dirinya sebagai makhluk fisik, sosial dan spritual yang berbeda pada berbagai situasi (Wibowo). Pandangan ini tidak jauh berbeda dengan pandangan sebelumnya tentang konsep diri.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan diri tentang diri sendiri dalam segi fisik, psikologis, intelektual dan sosial. Konsep diri memerlukan usaha secara sadar. Orang yang mabuk karena minuman keras tidak mungkin mengenal dirinya sendiri. Orang mabuk tidak bisa mengontrol diri sendiri termasuk di depan publik. Jadi, orang yang mengenal diri adalah orang yang berusaha secara sadar. Kesadaran adalah syarat penting untuk mengenal diri.

Karakteristik Konsep Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun