Mohon tunggu...
Ibnu Satrio
Ibnu Satrio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama dan NIM: Ibnu Satrio (46120010048). Jurusan: Psikologi. Kampus: Universitas Mercu Buana. Dosen pengampu mata kuliah: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Manusia Harus Memenuhi Potensi Diri, Berkomunikasi Secara Efektif, dan Berpikir Positif?

8 Oktober 2023   22:04 Diperbarui: 8 Oktober 2023   22:20 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi Potensi Diri :

 

Dalam potensi diri kita harus mengetahui bahwa intelegensi bermain penting di dalamnya. Para psikolog mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan mental yang antara lain meliputi kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan yang kompleks, belajar cepat dan belajar dari pengalaman (Barlow, B. A. 2016). Dalam kehidupan sehari - hari tentunya kita menggunakan intelegensi kita untuk memproses permasalahan yang ada dan yang terpenting adalah di level akademik. Akademik memiliki peran yang penting salah satunya adalah untuk mencerna informasi yang ada dan bagaimana cara seseorang untuk memecahkan suatu permasalahan, dan yang paling penting berpikiri secara kritis.

Ternyata di potensi diri kita memiliki aspek - aspek untuk mengetahuinya, diantaranya mengidentifikasi jati diri seseorang, mengintegrasikan berbagai aspek diri, seperti kognisi, emosi, dan motivasi, proses menciptakan makna hidup, dan membuat rencana dan tujuan (Barlow, B. A. 2016) . Komponen-komponen ini terakit satu sama lain misalnya, mengidentifikasi makna-makna yang penting secara pribadi memerlukan pemahaman terhadap pengalaman kita. Pembuatan makna seperti ini diperlukan untuk mengembangkan rencana dan tujuan yang penting bagi kita. Ketika seseorang menambahkan tujuan konkrit yang mengungkapkan apa yang dia yakini sebagai makna dari pengalamannya, dia membentuk sebuah tujuan (Bronk, 2014).

Kognitif ternyata berperan penting juga dalam menggali potensi diri. Hal ini dikarenakan untuk menciptakan makna hidup yang berarti kita harus memiliki pemikiran yang positif akan sesuatu hal. Ketika potensi diri meningkat, kesadaran akan diri yang sebenarnya menjadi semakin penting (Loevinger & Blasi, 1976) karena diri yang sebenarnya bertindak sebagai panduan menuju pengalaman yang bermakna bagi individu. Peningkatan kecerdasan seseorang seharusnya meningkatkan pemahaman tentang jati dirinya, namun saat ini peneliti belum memiliki bukti apa pun yang mendukung pernyataan ini (Bronk, 2014). Schegel dan rekan kerjanya mendefinisikan true self sebagai skema kognitif yang dipercayai sebagai refleksi hidupnya sendiri. Skema diri berkembang selama aktivitas sehari-hari ketika orang membuat pilihan yang mengekspresikan diri mereka yang sebenarnya. Ekspresi diri mereka yang konkrit membantu orang untuk menyadari komponen-komponen diri mereka dan memungkinkan terjadinya refleksi diri dan eksplorasi diri lebih lanjut.

Memiliki tujuan juga salah satu bagaimana mengembangkan sebuah potensi. Apabila seseorang memiliki tujuan yang tinggi dan kemudian diarahkan dengan perencanaan yang baik maka hasil dari tujuannya akan tercapai. Meskipun tujuan dapat mencakup makna, tujuan utamanya terfokus pada komitmen dan keterarahan pada tujuan (Bronk, 2014). Peneliti pernah mengukur bagaiaman makna hidup bisa menentukan tujuan yang diinginkan oleh seseorang dengan menggunakan The Purpose In Life Test dari Crumbaugh dan Maholick pada 1964 yang kemudian di revisi oleh McGreggor dan Little.

 

Definisi Berpikir Positif :

Kita sering kali mendengar dari guru, teman, maupun orang tua kita ketika mendapatkan sebuah musibah dengan berkata "jangan berpikir negatif nanti hasilnya buruk, berpikir positif aja dan opitimis". Berpikir secara positif bagaimana seseorang berpikir secara optimis dan hal ini melatih seseorang berfokus pada kebaikan dalam situasi tertentu. Di dunia ini tidak ada yang mustahil kecuali dimulai dengan berpikir positif. Berpikir positif akan membentuk kebiasaan untuk lebih bersemangat menjalani hidup. Karena jiwa yang berpikiran positif akan mendapatkan hasil yang baik, sebaliknya pikiran negatif juga akan menghasilkan suasana negatif.

Berpikir positif juga bisa berdampak kepada kondisi mental dan fisik. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 dalam Journal Of Aging dengan mengkaitkan seseorang yang memiliki sikap mental yang positif dengan penurunan angka kematian selama periode 35 tahun. Hasilnya orang yang memiliki pandangan yang lebih positif lebih cenderung melakukan latihan fisik secara teratur, menghindari merokok, makan makanan yang lebih sehat, dan tidur yang lebih berkualitas.

Berpikir positif berarti menghadapi tantangan hidup dengan pandangan positif. Ini tidak berarti melihat dunia melalui lensa berwarna merah jambu dengan mengabaikan atau mengabaikan aspek-aspek negatif kehidupan. Berpikir positif bukan berarti menghindari situasi sulit. Sebaliknya, berpikir positif berarti memanfaatkan potensi hambatan, mencoba melihat sisi terbaik orang lain, dan memandang diri sendiri serta kemampuan Anda dari sudut pandang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun