Mohon tunggu...
Satrio Nugroho
Satrio Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurnalis dadakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Masyarakat Indonesia Membeli Pakaian Saat Lebaran Tiba

8 Januari 2022   16:05 Diperbarui: 8 Januari 2022   16:06 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Membeli pakaian saat lebaran tiba hampir sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia untuk merayakan hari yang suci dengan suasana penuh kasih, penuh maaf, dan penuh kekeluargaan ini dengan menggunakan baju baru. Beberapa hari sebelum hari raya tiba biasanya orang-orang telah ramai mendatangi berbagai macam toko baju yang ada di tempat perbelanjaan. Para penjahit atau konveksi pun akhirnya juga kebanjiran orderan pakaian mulim untuk masyarakat Indonesia yang tentunya di pesan oleh toko-toko busana muslim saat momen hari raya islam tiba, karna memang hampir rata-rata orang Indonesia membeli baju baru atau pakaian baru saat lebaran Idul Adha maupun Idul Fitri.

Membeli baju saat lebaran ini juga merupakan budaya khalayak yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa pun antusias dalam membeli baju baru yang di pakai saat lebaran tiba.

Masyarakat Indonesia yang dimana antusias untuk membeli pakaian baru tidak terkecuali department store juga sangat bersemangat ketika lebaran tiba, bisa dilihat dari diskon-diskon yang diberikan toko kepada konsumennya agar menarik pembeli lebih banyak. Hanya satu yang tidak begitu tertarik akan budaya atau tradisi masyarakat Indonesia ini adalah orang yang memang sudah tua dan tidak ada sedikit pun berpikiran bahwa lebaran harus memakai baju baru. Orang-orang seperti ini lah yang biasanya berfikir bahwa lebaran tidak harus memakai baju baru melaikan hati yang selalu bersih dan suci yang mau memaafkan sesama manusia.

Pada satu sisi, tradisi pakaian baju baru pada hari raya bukan hanya merupakan tradisi yang dilestarikan oleh umat Islam, tetapi dilestarikan juga oleh umat Kristiani dan etnis Tionghoa Kunghucu. Pada sisi lain, keberadaan hadis riwayat al-Bukhari itu diduga sebagai inspirator tradisi ini, terutama di kalangan umat Islam yang mayoritas tidak menyadarinya sebagai living hadith. Kedua, ulasan tentang tradisi pakaian baru pada hari raya yang ada selama ini hanya merupakan  kebiasaan dan bukan merupakan hasil penelitian yang komprehensif. Living hadith merupakan wujud akulturasi antara budaya lokal dan Islam.

Kontak budaya dalam proses difusi, yaitu persebaran elemen-elemen kebudayaan, baik sesuatu yang berwujud (tangible) maupun tak berwujud (intangible), melalui proses migrasi individual atau komunal ke komunitas lain dengan berbagai cara menimbulkan akulturasi. Akulturasi terjadi karena dua kebudayaan atau lebih yang begitu berbeda berintegrasi, sehingga unsur-unsur budaya asing menyerap ke dalam budaya lokal tanpa menghilangkan identitas keasliannya. Akulturasi antara budaya lokal dan Islam berbentuk dialogis dan integratif.

Di Nusantara, akulturasi dialogis terjadi, misalnya, antara Islam dan budaya Jawa yang berdialog dalam struktur sosio-religi setempat, sedangkan akulturasi integratif terjadi antara Islam dan budaya Melayu, yaitu Islam berkembang dan menyangga struktur politik Melayu yang terkandung dalam aforisme (adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah/adat bersendikan syariat, syariat bersendikan kitabulah). (Zamzami, 2020)

Semua orang jelas suka ketika ada hal yang baru yang kita pakai di hari yang spesial juga. Tidak semua orang juga yang terlalu memikirkan membeli baju baru. Semua ini hanya tentang kebiasaan atau tradisi yang sudah lama dilakukan oleh orang Indonesia yang dimana lebaran ya harus beli pakaian baru. Mindset ini lah yang sudah tertanam dalam diri orang orang yang pasti tiap tahun membeli pakaian barunya untuk menyabut hari kemenangan tiba. Tidak ada yang salah dalam membeli pakaian baru, orang-orang yang membeli baju baru itu lebih ingin terlihat suci dan bersih di hari kemenangan telah tiba dan agar lebih bersemangat atau ada energi baru setelah membeli pakaian yang baru juga.

Dari sekian banyak tradisi lebaran seperti mudik, beli baju baru, makan opor, belah ketupat dan lain lain. Tradisi tersebut merupakan hal hal yang biasa dilakukan masyarakat indonesia Ketika lebaran tiba. Tradisi lebaran masyarakat Jawa dikenal dengan istilah lebaran ketupat, tradisi lebaran masyarakat Betawi dikenal dengan istilah lebaran Betawi. Proses tradisi lebaran antar daerah di Indonesia memilki keunikan tersendiri, misal di Jawa, pelaksanaan lebaran dilakukan setelah hari ketujuh di bulan Syawal. Kegiatan lebaran di isi dengan silaturahmi dan trdisi makan ketupat serta saling memaafkan atas segala kesalahan. Initinya di setiap daerah mempunyai ciri khas masing masing dalam menyambut hari kemenangan. (Fadhil, 2019)

Alquran merupakan kitab suci dan sumber utama ajaran Islam yang meliputi berbagai aspek kehidupan, baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat. Di antara pelbagai aspek kehidupan di dunia yang disinggung oleh Alquran adalah pakaian. Dalam hal ini, Alquran menggunakan dua kata dasar, yaitu th-y-b ( (dan l-b-s ( .( Pertama, terkait dengan kata dasar th-y-b ( ,(Alquran hanya menggunakan satu kata, yaitu thiyb dalam delapan ayat. Jadi alasan Sebagian besar orang Indonesia yang membeli pakaian baru saat lebaran tujuannya untuk terlihat suci dan bersih saat hari kemenangan tiba. Meski tidak ada yang mewajibkan membeli pakaian baru saat lebaran tiba, tetapi kebiasaan ini sudah melekat dengan orang indonesia yang ingin terlihat tampil baru dan suci yang tentunya di hari yang suci dan berbahagia juga. (Zamzami, 2020)

  Daftar Pustaka

Fadhil, A. (2019). Revitalisasi dan Identifikasi Nilai-Nilai Multikultural Pada Tradisi Lebaran Etnik Betawi di Kelurahan Cakung Barat. Jurnal Penelitian Agama Dan Masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun