Mohon tunggu...
Satria Zulfikar Rasyid
Satria Zulfikar Rasyid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang mahasiswa juara bertahan di kampus! Bertahan gak wisuda-wisuda.. mau wisuda malah didepak!! pindah lagi ke kampus lain.. Saat ini bekerja di Pers Kampus. Jabatan Pemred Justibelen 2015-2016 Forjust FH-Unram Blog pribadi: https://satriazr.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Reza dan Gatot dalam Lensa Kamera

4 September 2016   12:49 Diperbarui: 4 September 2016   13:27 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin 29 Agustus 2016 suasana Mapolres Mataram tidak seperti biasanya. Puluhan orang berjaga di depan ruang Sat Resnarkoba Polres Mataram, semuanya menggunakan senjata berlensa, yang selalu berganti mode dialnya seiring berjalan waktu. Di antara puluhan orang bersenjata kamera, saya salah satunya yang menunggu.

Kerumunan wartawan berbaur dengan petugas polisi dan angota Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) yang menjenguk delapan anggotanya yang sedang di-BAP-kan penyidik. Gatot Brajamusti (54), Dewi Aminah (45), Reza Artamevia (43), Davina Noviyanti Khulasoh (26), Richard Nyotokusumo (61), Yuti Yustini (42), Suci, Bagas, dan 3 orang saksi dari pihak hotel Golden Tulip Mataram dimintai keterangan pasca penggerebekan para artis Parfi Minggu 28 Agustus 2016 lalu.

Sejak pagi hingga matahari yang sama muncul, tidak ada batang hidung delapan orang artis tersebut yang keluar dari ruang penyidik. Menghindari bidikan kamera wartawan menjadi alasannya. Bahkan mereka seharian penuh tidak pernah memasuki toilet untuk mandi dan lainnya. Pasalnnya, toilet di ruang penyidik tersebut berada di luar ruangan. Sementara di luar, puluhan wartawan menanti mereka. Hanya Reza yang sekali keluar dengan kawalan ketat petugas. Wajahnya ditutupi masker dan handuk.

Reza usai dari toilet/dok.pribadi
Reza usai dari toilet/dok.pribadi
Wartawan hingga larut malam senantiasa menanti di luar. Beberapa di antaranya kembali ke rumah masing-masing. Berharap para artis keluar ruangan, namun justru mereka menginap di ruang penyidik. Satu hal yang perlu diketahui, kekuatan mereka untuk tidak mengunjungi toilet seharian penuh.

Esok harinya, Reza, Devina, Richard, dan Yuti dibawa menuju RS Bhayangkara Denpasar untuk menjalani tes darah. Puluhan wartawan berdiri di belakang deretan pengawalan polisi yang membentuk pagar betis untuk mengamankan keempatnya menuju bus Polres Mataram. Kamera HP milikku telah siap untuk mengambil gambar. Namun sedikit ceroboh, tidak mengatur fitur foto rangkaian dalam kamera, sehingga begitu keempatnya keluar ruang penyidik, hasil gambarku buram, beberapa di antaranya tertutupi kamera tangan wartawan lain.

Saya dan kawan-kawan menanti Reza di ruang penyidikan/dok.pribadi
Saya dan kawan-kawan menanti Reza di ruang penyidikan/dok.pribadi
Hari yang sama juga empat orang lainnya yakni, Gatot, istrinya Dewi Aminah, putrinya Suci, dan seorang yang diketahui bernama Bagas dilimpahkan dari Mapolres Mataram pada Mapolda NTB. Siang harinya, Kabid Humas Polda NTB mengabari kami bahwa Gatot beserta istrinya Dewi Aminah telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara Suci dan Bagas dibebaskan lantaran tidak terbukti mengkonsumsi dan menyimpan narkoba. Penangkapan keduannya juga di kamar berbeda dengan Gatot dan istrinya.

Malam harinya, ketika aku sedang meliput jamaah calon haji, bus yang membawa Reza cs melintas menuju Polres Mataram. Aku kemudian bergegas mengikutinya dari belakang. Keempatnya telah kembali seusai menjalani tes darah di Denpasar.

Ada sesuatu pelajaran menarik bagi Reza cs di dalam bus. Ketika mobil bak terbuka di depan bus mereka melintasi gundukan aspal rusak, kasur bawaan mobil tersebut jatuh. Nampaknya sang sopir tidak mengetahui bahwa barangnya terjatung. Sehingga bus yang ditumpang Reza cs berhenti. Salah seorang petugas mengambilnya dan memasukinya dalam bus, kemudian mengejar pemilik mobil bak terbuka untuk mengembalikan kasurnya yang terjatuh. Suatu pelajaran yang mengesankan, bahwa meskipun sedang membawa artis, polisi tidak luput dari tugasnya melayani masyarakat. Dari balik jendela bus, Reza hanya tersenyum ketika melihat raut wajah sang sopir bahagia dikembalikan kasurnya oleh polisi.

Saya bersama kuasa hukum Reza/dok.probadi
Saya bersama kuasa hukum Reza/dok.probadi
Reza cs akhirnya tiba di ruang penyidikan yang sama, namun sekitar 20 menit kemudian dibawa menuju Direktorat Narkoba Polda NTB. Reza hanya tersenyum ketika diliput puluhan wartawan, sesekali ia berkata “baik-baik saja,” ketika wartawan menanyakan kondisinya.

Reza cs di ruang Direktorat Narkoba Polda NTB
Reza cs di ruang Direktorat Narkoba Polda NTB
Esok harinya, Reza cs dibawa ke BNN Provinsi NTB untuk dilakukan assessment. Hasil assessment memutuskan mereka untuk dilakukan rehabilitasi jalan. Raut wajah mereka sangat bahagia lepas dari jeratan hukum. Dalam konferensi persnya, Reza mengatakan bersyukur dengan rehabilitasi jalan yang diterimannya. Delapan kali pertemuan rehabilitasi akan dilaluinya. 

Sementara di hari yang sama Gatot diberangkatkan ke Jakarta untuk membuka brangkas sakti miliknya. Belakangan diketahui isi berangkas adalah empat poket Kristal putih diduga sabu serta dua buah magazen, serta 658 butir amunisi berbagai jenis ukuran, 32 buku rekening yang telah kadaluarsa, empat buku rekening aktif, satu buah pipet kaca yang merupakan bagian dari bong, dan 10 saset obat kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun