Mohon tunggu...
Satria Filailli
Satria Filailli Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Yang belaja Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemilu Berdarah: Oposisi Didukung Militer Lakukan Kudeta Pemerintahan Sah Myanmar

24 Maret 2021   11:43 Diperbarui: 24 Maret 2021   11:59 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Myanmar-Pemilu berdarah, partai opisisi lakukan kudeta pemerintahan sah Myanmar. Negeri yang dikenal sebagai The Land Of the Golden Pagoda atau Myanmar, telah berhasil melaksanakan Pemilunya.

Pemilu tersebut dimenangkan oleh Partai Aaung San Suu Kyi yaitu partai National League for Democracy. Kemenangan Aaung San Suu Kyi merupakan kemenangan kedua setelah memenangkan pemilu sebelumnya di tahun 2015.

Kemenangan Aaung San Suu Kyi dirayakan oleh para pendukungnya dengan cara melakukan konvoi di jalan raya. Akan tetapi, dibalik kemenangannya, masih ada pihak yang tidak terima dengan kemenangannya. 

Mereka adalah kelompok Union Solidarity and Development (USDP). USDP merupakan lawan nadri Partai NLD dalam Pemilu kali ini, USDP menuding bahwa pemilu yang telah berlangsung tidak adil dan tidak bersih.

Oposisi Mulai kerahkan Militer Untuk Melakukan Coup

Kudeta terjadi diawali dengan ketidak setujuan Tatmadaw yang merupakan perwakilan dari partai Union Solidarity and Development (USDP) terhadap hasil pemilu yang telah dilaksanakan serta meminta untuk Penghitungan suara ulang.

Pada tanggal 1 Februari 2021 Tatmadaw dibantu dengan kekuatan mengumumkan keadaan darurat dan akan melakukan kudeta di kota Naypyidaw serta secara ilegal melakukan penahanan terhadap beberapa tokoh dari partai National League Of Democracy termasuk Aaung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan beberapa anggota senior lainnya.

Mengetahui bahwa pimpinan mereka ditahan, komite eksekutif partai NLD meminta agar Aaung San Suu Kyi dan presiden Win Myint dan beberapa orang lain yang ditahan agar segera dilepaskan. Permintaan tersebut di posting di akun resmi Facebook mereka, serta meminta pihak oposisi menerima hasil pemilu yang digelar tahun lalu.

dilansir oleh Al Jazeera Pemerintahan saat ini dipegang oleh panglima tinggi Myanmar yang bernama Min Aung Hlaing. Min Aung Hlaing berperan sebagai pemimpin di semua struktur pemerintahan seperti badan Legislatif, Eksekutif, maupun Yudikatif.

Demonstrasi Pecah di Myanmar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun