Mohon tunggu...
Agus Setiyanto
Agus Setiyanto Mohon Tunggu... Jurnalis -

Warga Negara Indonesia yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sarjana Dilarang Jadi Pimpinan HMI

9 Januari 2016   15:34 Diperbarui: 9 Januari 2016   15:34 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kandidat-kandidat PB HMI yang semuanya sarjana juga menjadi biang kerusuhan Kongres HMI. Para sarjana itu, yang sudah tidak lagi memiliki idealisme mahasiswa, mempraktikan politik uang di setiap Kongres HMI. Mereka membeli suara utusan cabang agar bisa menang menjadi Ketua PB HMI. Mereka sudah tidak ada bedanya dengan politisi busuk. Bahkan diduga kuat menyewa preman untuk mengintimidasi adik-adiknya di Cabang.[30]

Menurut saya kepemimpinan sarjana di tubuh HMI merupakan persoalan krusial. Sudah saatnya wacana pengusiran mereka dari tubuh HMI dimunculkan. Jangan lagi HMI dijalankan oleh para sarjana tua yang pekerjaannya mencari proyek dan korup[31]. Kirim saja mereka ke KAHMI.[32] (satelit.agus@gmail.com)    

 

[1] Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul, Sejarah Perjuangan Himpunanan Mahasiswa Islam (1947-1975), Jakarta: Misaka Galia,2008, hal. 24.

[2] Lihat Tujuan HMI hasil Kongres I Yogyakarta 1947.

[3] Ibid, hal 27.


[4] Pada 1950-an dan 1960-an, HMI sebagai organisasi ekstra kampus memiliki anggota terbanyak di UI, terutama Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ekonomi. Lihat M. Alfan Alfian, HMI 1963-1966 Menegakkan Pancasila di Tengah Prahara, Penerbit Buku Kompas: 2013, hal. 166-167

[5] Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Kesatuan aksi ini banyak melakukan demonstrasi pembubaran PKI dan banyak berjasa bagi dimulainya Orde Baru.

[6] Partai Komunis Indonesia.

[7] Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, tokohnya waktu itu Cosmas Batubara mantan Menteri Perumahan zaman Soeharto.

[8] Perhimpunan Mahasiswa Muslim Indonesia, tokohnya waktu itu Zamroni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun