Mohon tunggu...
Sasty Jemali
Sasty Jemali Mohon Tunggu... Model - Berselubung Doa Sang Bunda

Young business is cool and women deserve to be successful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Cinta Padamu

5 Desember 2019   02:26 Diperbarui: 11 Desember 2019   13:16 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Kokok ayam mengagetkanku. Tampak pipiku memerah. Aku hanyut dalam bahasa cinta. Dia datang memberi luka dan meninggalkan sakit. Di layar handphone waktu menunjukkan pukul 03.00. Tanganku menggenggam Corpus Cristi rosario.

"Apakah aku tadi berdoa rosario? Mengapa aku tiba pada akhir dari peristiwa-peristiwa rosario? Siapakah yang berdoa bersamaku?" aku bergumam.

Rasa sakit karena cinta seketika itu hilang saat doa mengagetkanku. Apakah ini pertanda bahwa aku harus selalu berdoa rosario? Bersyukur dalam doa saat masalah datang silih berganti. Curhat pada Bunda Maria ketika airmata tak mampu memikul semua beban hidup.

Aku kembali masuk dalam lamunan. Dalam hati ada niat tuk mengakhiri semuanya dengan mengenang kembali. Bukan untuk kembali kepadanya. Aku hanya ingin kisah ini menjadi alas kaki bagiku tuk berjalan agar jangan tersesat lagi. Dengan mengenang semuanya bisa tenang.

Waktu menunjukkan pukul 04.00. Sebuah pesan WhastApp muncul di layar handphone.

"Halo. Kenapa belum tidur? Ada pekerjaan kah? Ingat jaga kesehatan. Nanti sakit baru rasa. Kesehatan lebih penting dari semuanya," pesannya.

Ketika membaca pesan itu aku keluar dari egoku sendiri. Ternyata selama ini ada orang lain yang diam-diam mencintaiku. Aku terlalu naif pada satu hati yang selalu membuatku menangis. Perasaan bersalah itu muncul. Namun, aku masih menyayangi dia meski sakit yang kurasa. Dalam hati aku minta maaf untuk satu rasa yang menggantung.   

***

Satu rasa yang menggantung. Aku berpikir tentang rasa yang menggantung itu. Rasa yang mau mencintaiku secara tulus. Aku mulai sadar bahwa aku sedang berada dalam rasa yang sama. Rasa yang digantong oleh orang yang sangat kusayangi. Selepas pertemuan dengannya banyak airmata yang terbuang. Berkali-kali aku menangis karenanya. Seribu cara kubuktikan kepada dua wajah baru di hidupnya kalau aku adalah miliknya. Namun, usahaku tidak diimbangi oleh dia yang kucintai.

"Mengapa Tuhan?" tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun