Mohon tunggu...
Sasty Jemali
Sasty Jemali Mohon Tunggu... Model - Berselubung Doa Sang Bunda

Young business is cool and women deserve to be successful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Cinta Padamu

5 Desember 2019   02:26 Diperbarui: 11 Desember 2019   13:16 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Drama pergulatan akan dirinya semakin besar. Aku menatap sekeliling kamar. Kesedihan menari-nari di pelupuk mataku. Mengapa waktu selalu mengundang tangis dari bola mataku? Aku berada di ambang penantian.

Aku bangkit dari tidur. Kutatap lekat wajah malangku di depan cermin. Aku asing dengan wajahku sendiri. Pisau penderitaan terus mengiris kenangan yang kulewati bersamanya. Kini aku memulai ziarah airmata. Mungkin dengan begitu aku bisa membebaskan diri.

Aku membuka lemari kamar. Di balik laci kuraih sebuah rosario kudus. Kata mama rosario itu pemberian Kakekku yang adalah seorang Uskup. Selepas meraihnya aku merebahkan badan di atas tempat tidur. Aku bergumul dan bergulat dengan diriku sendiri. Penantian yang tak berkesudahan hilang saat rindu membuatku mati. Hanya airmata yang bisa menerobos daya tahan insaniku. 

Dalam genggaman rosario aku kembali ke masa lalu. Kembali dalam bingkai galeri nostalgia. Terkubur di benakku November 2017. Saat itu aku memulai kisah yang selalu saja terkubur airmata. Aku dan dia saling kontak. Pesan darinya selalu membuatku tersenyum. Aku selalu ingin disapa olehnya.

Kerinduanku akan dirinya selalu bergelombang. Setiap saat aku ingin mengetahui kabarnya. Lewat layar WhatsApp aku menaruh harap padanya. Usai sudah aku mengarungi lorong-lorong pencarianku. Sorot matanya meluluhkan hati. Aku diseret oleh waktu hingga kokok ayam berbunyi. Malam terasa indah saat dia menatap wajah ini.

Tanpa sadar ibu jari dan jari telunjukku menekan rosario kudus. Aku kaget dalam lamunan asmara.

"Ah, Tuhan. Mengapa aku harus mencintainya secara mendalam?" protesku.

Waktu menunjukkan pukul 01.00. Aku menyapa WhatsApp-nya. Dia tetap mengurung rindu ini. Sakit namun harus bertahan. Hati ini akan menjadi ring tarung  antara rasa sakit dan ingin mencintainya.

***

Maret bulan bahagiaku.  Cintaku mulai mekar saat pertanyaan cinta itu muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun