Mohon tunggu...
The Sas
The Sas Mohon Tunggu... Seniman - Si Penggores Pena Sekedar Hobi

Hanya manusia biasa yang ingin mencurahkan apapun yang ada dalam isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Ada Apa dengan Cinta?", Nostalgia Masa SMA yang Penuh Literasi

4 April 2021   11:35 Diperbarui: 4 April 2021   11:40 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh.
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih.
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?"

Kemarin aku menonton kembali film remaja yang pernah booming ditahun 2002, Ada Apa Dengan Cinta? karya sutradara Rudi Soedjarwo di channel Disney+ hotstar. Walhasil, sepanjang film sampai akhir membuatku jadi baper. Seakan flashback, aku dibawa bernostalgia ke masa lalu, masa-masa SMA yang penuh kenangan indah.

Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC?) menceritakan tentang seorang gadis cantik dan populer di sekolah bernama Cinta (diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, idolaku dan kaum adam di seantero nusantara kala itu, duh pesonanya, euy). Cinta dan keempat sahabatnya: Karmen (Adinia Wirasti) yang sporty, Alya (Ladya Cheryl) yang lembut, Maura (Titi Kamal) yang modis, dan Milly (Sissy Priscilia) yang tulalit, merupakan pengurus majalah dinding di SMA mereka.

Suatu hari saat pengumuman lomba puisi di sekolah, Cinta shock karena yang menjadi juara bukan dirinya. Melainkan seorang cowok kutu buku nan tampan bernama Rangga (dibintangi oleh Nicholas Saputra, nah kalo ini idolanya kaum hawa di republik ini, hee). Merasa penasaran, Cinta pun menemui Rangga untuk melakukan wawancara buat mading. Tapi diluar dugaan, Rangga dengan ketus justru menolak diwawancara karena merasa bukan pemenang lomba. Puisi yang ia tulis, ternyata dikirim diam-diam oleh Mang Diman, penjaga sekolah, untuk ikut perlombaan. Tentu dong, Cinta sakit hati dan tengsin abis karena cewek seperti dirinya ditolak seorang cowok kurang gaul.

Berlanjut ketika Rangga kehilangan buku puisi "Aku"karya Sjuman Djaya dan dikembalikan oleh Cinta, hubungan keduanya kemudian menjadi akrab. Cinta seakan menemukan dunia baru ketika diajak oleh Rangga jalan-jalan ke toko buku bekas dan main ke sebuah caf, dimana Cinta bermusikalisasi puisi. Cinta sukses dipanah asmara oleh pesona seorang cowok misterius yang romantis.

Namun kemudian Cinta dilema dihadapkan dua konfik hati: memilih Rangga yang membuat dirinya berubah "aneh" atau mengutamakan persahabatan dengan kelompok ceweknya. Tambah lagi Cinta merasa bersalah karena dirinya tak ada saat Alya tengah mengalami masalah keluarga hingga mencoba bunuh diri. Dan ketika akhirnya Rangga memutuskan pindah ke New York, ah kau tau sendiri ending ceritanya yang memorable hingga sekarang.

Tak terasa dua puluh tahun berlalu sejak aku lulus SMA. Ternyata sekarang aku sudah tuwir, oy! Haha. Tapi kala itu aku masih ingat berusaha niru-niruin gaya "Rangga"-nya Nicholas Saputra yang cool, kemana-mana bawa buku. Rambut ikal dipanjangin sedikit. Berhasil? Tentu tidak, hee.

Satu hal lain yang menarik dari film AADC? adalah mengenai dunia literasi yang kini jadi problem serius buat bangsa ini. Masa itu majalah dinding adalah primadona di sekolah menengah. Kehadirannya ditunggu setiap minggu. Mayoritas siswa berlomba-lomba agar karyanya diterima dan dipajang di mading, lalu dibaca seluruh warga sekolah. Bangganya minta ampun. Tapi kini, sudah sedikit sekolah punya mading yang benar-benar mading. Paling sekarang fungsinya cuma buat nempel pengumuman serius. Sekarang mungkin mading sudah tergantikan oleh blog dan sebangsanya di dunia maya (walau tentu saja sensasi menulis dengan pena dan menempel itu takkan tergantikan). Anak-anak sekarang mungkin lebih doyan menulis status di medsos, ketimbang menulis karya fiksi bermutu seperti puisi dan cerpen. Kini sedikit anak muda yang gemar baca buku (bahkan termasuk yang tua-tua), karena mereka lebih lebih suka menghadap layar gadget hp berjam-jam.Tak suka baca tulisan yang panjang-panjang, maunya baca yang pendek-pendek yang menimbulkan salah tafsir dan bikin hoaks. Perpustakaan? Hmm, segilintir orang yang gemar kesana kecuali terpaksa ada tugas sekolah. Bagiku pribadi, problem dunia literasi di negeri ini sudah serius.

Ah, sudahlah, aku tak memberi solusi, biar kita nanti kita pikirkan solusi bersama kalau memang masih ada hati. Balik lagi ke film AADC?, Nicholas Saputra dan Dian Sastro sudah menjadi pasangan film abadi di Indonesia layaknya idola ortu jaman dulu, Sophan Sophian-Widyawati dan Rano Karno-Yessy Gusman. Sayangnya sekuel AADC?2 (2016) kurang menarik bagiku, berasa nonton film India ala "Kuch Kuch Hota Hai" tentang cinta lama bersemi kembali diantara orang ketiga.

Terakhir, jangan lupakan soundtrack film AADC karya Melly Goeslaw dan Anto Hoed. Lagu-lagunya asyik dan bikin terkenang-kenang. Salah satu tembang yang paling aku suka, judulnya "Tentang Seseorang" yang dinyanyikan oleh Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun