Mohon tunggu...
Sasqia Nur Hasanah
Sasqia Nur Hasanah Mohon Tunggu... Universitas Gadjah Mada

Mahasiswi Program Studi S1 Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menelusuri Jejak Drama Welcome to Samdal-ri: Destinasi Wisata di Pulau Jeju

3 Juni 2025   14:20 Diperbarui: 3 Juni 2025   17:20 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drama Welcome to Samdal-ri. (Sumber: Merdeka.com)

Welcome to Samdal-ri merupakan salah satu Drama Korea yang pernah viral pada masanya. Drama ini dirilis di Netflix pada tahun 2023, dengan genre romantis dan komedi. Drama ini tak hanya menceritakan kisah romantis dari sepasang kekasih bernama Cho Yong-pil dan Cho Sam-dal, tetapi secara tak langsung juga mempromosikan dan memperkenalkan keindahan alam dan budaya lokal yang ada di Korea Selatan, terutama di Pulau Jeju. Tempat syuting drama “Welcome to Samdal-ri” ini membuat penonton tertarik dan juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang bisa dikenal dengan film-induced tourism. Drama ini merupakan contoh yang sangat relevan dalam memahami dampak positif dari adanya strategi promosi melalui film maupun drama.

Lokasi syuting
Lokasi syuting "Welcome to Samdal-ri". (Sumber: Kabarterdepan.com)

Dalam drama “Welcome to Samdal-ri”, penonton ditampilkan dengan pemandangan laut yang indah dan memukau, lalu karakter nelayan tradisional yang menjadi bagian dari kehidupan pada daerah tersebut yang dikenal dengan sebutan haenyeo (perempuan yang secara tradisional menangkap seafood di laut), serta adanya interaksi dengan masyarakat lokal yang penuh dengan kehangatan dan juga kasih sayang. Dari visual yang indah dan suasananya yang autentik, ini tak hanya berfungsi sebagai latar belakang, tetapi juga menjadi elemen penting dari cerita tersebut, yang mana menegaskan makna mengenai betapa pentingnya budaya lokal dan kelestarian alamnya. Tak heran, jika banyak penonton merasa rindu pada tempat yang belum pernah mereka kunjungi.

Haenyeo di
Haenyeo di "Welcome to Samdal-ri". (Sumber: Idntimes.com)

Melalui siaran drama ini, penonton tidak sekadar menikmati alur cerita, tetapi mereka juga secara tak langsung diajak untuk memahami mengenai kebiasaan hidup masyarakat lokal yang ada di Pulau Jeju. Hal ini, menimbulkan rasa ingin tahu dan keinginan mereka untuk mengunjungi lokasi syuting dan mengalami secara langsung suasana yang tergambarkan dalam drama “Welcome to Samdal-ri”. Pengaruh semacam ini sangat jelas, dilihat dari setelah tayangan drama, bayak penggemar yang mulai mencari tahu mengenai lokasi syuting, kuliner setempat, hingga budaya masyarakat Samdalri yang diceritakan dalam drama, namun terinspirasi dari kehidupan nyata di Pulau Jeju.

Film-induced tourism bukan hanya membawa manfaat ekonomi bagi daerah sekitar lokasi syuting, tetapi juga menjadi salah satu tujuan utama untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal. Dapat dijelaskan juga, bahwa film-induced tourism merupakan sebuah fenomena ketika tontonan mengubah lokasi syuting menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi. Ketika suatu wilayah telah menarik perhatian media, wilayah itu biasanya mulai menyadari dan mengapresiasi budaya lokal yang mereka miliki, lalu mulai terdorong untuk menjaga dan melestarikan budaya agar tetap menjadi daya tarik pariwisata. Namun, hal ini tentunya juga perlu diimbangi dengan pengelolaan secara baik dan teliti agar tidak terjadi pemanfaatan yang dapat merugikan bagi lingkungan dan masyarakat setempat.

Sebagai refleksi dari drama “Welcome to Samdal-ri”, menunjukkan bagaimana sebuah narasi visual dalam drama dapat memunculkan hubungan yang emosional antara penonton dan tempat syuting. Ketika sebuah cerita yang disampaikan kepada penonton dapat menyentuh hati mereka, tempat dalam cerita yang hanya menjadi latar pun juga menjadi tempat wisata impian bagi para penonton. Dari kekuatan cerita ini menjadikan sebuah contoh dalam mengubah penonton menjadi pelancong dan menjadikan tempat yang biasa dapat menjadi lokasi yang luar biasa bagi wisatawan asing. Namun, ketika kita ingin menghidupkan imajinasi tersebut, penting untuk diingat bahwa kita harus bersikap bijak sebagai pengunjung, dengan sikap menghargai, serta keinginan untuk memahami budaya mereka, bukan sekadar untuk memotret.***

(Sasqia Nur Hasanah, Mahasiswi Program Studi S1 Pariwisata, Fakultas Ilmu budaya, Universitas Gadjah Mada)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun