Mohon tunggu...
Sasha Tiara Ayunda
Sasha Tiara Ayunda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengimplementasian Budaya Risiko untuk Menghadapi Pandemi Covid-19

18 September 2021   15:15 Diperbarui: 18 September 2021   15:16 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan wabah virus corona Covid-19 yang lalu menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. WHO semenjak Januari 2020 telah menyatakan dunia masuk ke dalam darurat global terkait virus ini.

Dalam hal ini, pandemi Covid-19 merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan, organisasi maupun negara. Seperti yang kita ketahui, sejauh ini pandemi belum usai. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko belum optimal.

Hingga kini pandemi Covid-19 masih merajalela ditambah lagi dengan adanya varian-varian baru. Tak heran, Covid-19 menjadi masalah besar yang dialami semua negara. Per tanggal 16 September 2021, total masyarakat Indonesia yang positif terkena Covid-19 mencapai 4.181.309 dengan jumlah yang meninggal dunia sebanyak 139.919 orang (Sumber: Kemenkes RI).

Pandemi Covid-19 merupakan salah satu risiko yang perlu diatasi dengan baik, agar kerugian dapat diminimalisir. Apa itu risiko?

Berdasarkan definisi dari ISO 31000, Risiko adalah dampak dari ketidak pastian untuk pencapaian tujuan perusahaan.

Dampaknya berupa penyimpangan dari yang diharapkan. Bisa berdampak positif, negatif, atau keduanya, dan dapat mengatasi, menciptakan, atau menghasilkan peluang serta ancaman. Oleh karena itu, risiko dapat didefinisikan sebagai pengaruh ketidakpastian terhadap tujuan.

Sebagian besar, dampaknya dalam bentuk akibat yang tidak menyenangkan, seperti merugikan perusahaan, kerusakan, cedera, kewajiban, kerugian, atau kejadian negatif lainnya. Namun, efeknya bisa positif jika dikelola dengan baik. Covid-19 terjadi secara tidak terduga dan membawa dampak yang tak hanya merugikan dari sisi kesehatan saja, Covid-19 juga sangat berdampak pada perekonomian di Indonesia. Berikut beberapa dampaknya:

  • Beberapa barang menjadi mahal dan langka untuk ditemukan, serta munculnya fenomena panic buying yang terjadi di Indonesia. Sebagian besar masyarakat melakukan panic buying berupa kebutuhan pangan, masker, hand sanitizer, dan vitamin (Pingit, 2020)
  • Kunjungan para wisatawan mancanegara di Indonesia menurun, dimana banyak negara yang menutup akses warga negaranya berpegian ke luar negeri
  • Merusak tatanan ekonomi di Indonesia.
  • Ekspor dan impor barang menjadi terhambat.

Lalu bagaimana kita mengelola risiko ini? Jawabannya adalah dengan budaya risiko.

Budaya risiko merupakan salah satu solusi terbaik dalam mengelola risiko. Sehingga dapat dikatakan budaya risiko sangat dibutuhkan untuk menghadapi Pandemi Covid-19.

Apa itu budaya risiko? Mengapa hal ini penting?

Budaya risiko adalah istilah yang menggambarkan nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan dan pemahaman tentang risiko secara bersama oleh sekelompok orang dengan memiliki tujuan yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun