Jelang tahun ajaran baru 2025/2025 lalu, seorang kawan yang anaknya naik ke kelas 6 sempat curhat tentang wacana adanya TKA untuk siswa sekolah. Intinya dia berkeluh kesah kenapa kurikulum dan aturan berubah-ubah terus sehingga membuat orang tua pusing. Meski sebenarnya untuk masyarakat Jogja mungkin tidak terlalu kaget dengan TKA, sebab selama ini juga sudah ada ASPD.
Di ujung curhat teman saya berkata "Kenapa sih, tiap ganti menteri ganti kurikulum? Bikin ribet." Saya hanya manggut-manggut dan mengiyakan. Sepertinya kalimat itu sering dijumpai di obrolan wali murid di tiap tahun ajaran baru. Namun, setelah mengikuti acara "Aspirasi Pendidikan Bermutu untuk Semua" yang dilangsungkan di Balai Bahasa Yogyakarta pada tanggal 15 Agustus 2025 lalu saya jadi tercerahkan.
Event kolaborasi antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah  atau Kemendikdasmen Yogyakarta dengan Kompasiana ini memberikan banyak insight baru pada saya. Gelar wicara yang ditujukan bagi pendidik, orang tua, hingga para pelajar ini banyak membahas hal menarik seputar dunia pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan dasar dan menengah.
Sebelum memasuki segmen gelar wicara, Bapak Ma'ruf, selaku Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Komunikasi dan Media menyampaikan tentang apa saja yang sudah dilakukan oleh Kemendikdasmen sejauh ini. Ada 5 poin penting yang sudah dilakukan.
1. Pemenuhan dan Perbaikan Sarana Prasarana Pendidikan
Sekolah yang nyaman menjadi salah satu hal krusial dalam proses pembelajaran. Untuk itu, secara bertahap pemerintah mulai melakukan perbaikan sarana prasarana pendidikan yang saat ini kondisinya tidak memadai.
2. Penguatan Pendidikan karakter (PPK)
PPK merupakan upaya sistematis dan terencana untuk membentuk nilai-nilai luhur dan karakter unggul pada siswa. Penguatan pendidikan karakter dilakukan melalui banyak hal, antara lain melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga, dengan melibatkan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Salah satu tindakan nyatanya adalah melalui senam Anak Indonesia hebat dan Pagi Ceria di sekolah.
3. Pengembangan Talenta dan Aktualisasi Prestasi
Pengembangan talenta dan aktualisasi prestasi merujuk pada upaya sistematis untuk mengidentifikasi, membina, dan mengembangkan potensi unggul yang dimiliki individu, khususnya peserta didik, untuk mencapai prestasi optimal di berbagai bidang. Siswa diharapkan bisa melakukan pembelajaran mendalam dan juga secara holistik.
4. Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi, dan Kesejahteraan Guru
Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi, yang diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Berbeda dari yang lalu-lalu, saat ini pemberian insentif untuk guru sudah dilakukan secara langsung menuju rekening masing-masing.
5. Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Mulai tahun ajaran 2025/2026, pemerintah Indonesia mulai memperluas cakupan wajib belajar dari sebelumnya 9 tahun menjadi 13 tahun, dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pemerataan akses pendidikan di Indonesia.
Pendidikan Bermutu Itu yang Seperti Apa?
Pertanyaan ini menjadi pembuka sesi gelar wicara. Adapun yang hadir sebagai pembicara adalah Bapak Ma'ruf mewakili kementerian, Ibu Yuli Nestiyarum selaku pendidik SMA Negeri 1 Sayegan Sleman, Ibu Susi Sukaesih mewakili orang tua sekaligus sebagai pendiri dari komunitas Sidina, dan Alfredo Eka Ramadhani mewakili unsur pelajar, yang menyandang sebagai Duta SMA Provinsi Bali 2024. Sedangkan pemandu acara adalah COO Kompasiana yang baru, Bapak Heru Margianto.