Mohon tunggu...
Sasetya wilutama
Sasetya wilutama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Pemerhati budaya

Mantan redaktur majalah berbahasa Jawa Penyebar Semangat Surabaya dan pensiunan SCTV Jakarta. Kini mengabdi di almamaternya, Stikosa-AWS Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Film

Akhirnya Cak Kartolo dan Ning Tini Main Film

21 Februari 2024   14:29 Diperbarui: 21 Februari 2024   14:32 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film yg dibintangi Cak Kartolo (foto : Imdb)

Setelah tertunda 3 tahun karena pandemi Covid-19, akhirnya film komedi Suroboyo-an "Kartolo Numpak Terang Bulan" sudah dirilis dan diputar di beberapa gedung bioskop sejak 14 Pebruari 2024 kemarin.

Tidak hanya menampilkan dialog dan humor khas Surabaya, film produksi AIR Films & Smekdor Pictures ini memang produksi asli "arek Suroboyo". Mulai dari produser & sutradara, lokasi suting, kru film sampai para pemain. Bahkan soundtrack film juga dibuat oleh "arek Suroboyo" walaupun tinggal di Jakarta. Yakni, Makky, personel grup band Ungu.

Sang legenda hidup atau ikon komedian ludruk Surabaya, Kartolo (78 tahun) didapuk sebagai sentral cerita, disertai para pemain utama lainnya, yakni Ning Kastini (istri Kartolo yang juga pasangan bermainnya dalam ludruk Kartolo cs), Dewi Kartolo, Alda Yunalvita, Arief Wibisono, dan sebagainya.

Ikut terlibat juga almarhum Sapari, yang wafat pada 15 September 2022 dan Eko Londo (pemeran Hansip Bendoyo), wafat pada 24 November 2023. Menurut produser dan sutradara film ini, M. Ainun Ridho, proses suting film dilakukan tahun 2021, saat keduanya masih hidup. Dan film ini memang didedikasikan untuk kedua almarhum tersebut.

Di tahun 80-90'an, Grup ludruk Kartolo cs mencapai puncak kejayaannya. Dengan formasi lengkap : Cak Kartolo, Ning Kastini, Cak Basman, Cak Sokran, Cak Sapari dan Cak Munawar. Puluhan album kaset rekaman sudah dihasilkan. Sampai tahun 2000-an beberapa studio Radio swasta di Surabaya menyajikan acara ludruk Kartolo, menjadi menu hiburan sehari-hari warga Surabaya. Namun satu persatu anggota grup ini meninggal dunia karena sakit dan usia tua. Kini tinggal Cak Kartolo dan istrinya, Ning Tini. Sayang sekali, grup ludruk ini tak ada yang mewarisinya.

Kuatir nama Cak Kartolo maupun tokoh seniman ludruk lainnya tidak dikenal oleh generasi Z, Ainun Ridho sengaja menokohkan Cak Kartolo dalam film produksinya. Selain tokoh tua komedian Surabaya, tampak pula Robert Bayonet, pimpinan grup ludruk milenial "The Luntas" sebagai pemeran Dukun. Juga pelibatan banyak generasi milenial dalam berbagai peran. Ridho optimis, film Kartolo ini akan banyak diminati oleh penonton dari lintas generasi. Sebab, aktor yang tampil tidak hanya Kartolo cs melainkan juga dikombinasikan dengan anak-anak milenial. Selain itu, Surabaya sebagai kota multi kultur juga jelas digambarkan,  yang membuat film ini lebih segar dan lucu.

Cerita film berpusat di sekitar kehidupan Cak Kartolo, seorang duda tua yang mengelola rumah kos. Empat mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia menjadi penghuninya, yang membawa warna tersendiri dalam cerita, antara lain Simon dari Papua, Yusuf dari Makassar, Mat dari Tulungagung, dan Boncel dari Malang. Di sekitar lingkungan mereka, terdapat tokoh-tokoh seperti Ning Tini, janda beranak satu, Jon, serta warkop milik Cak Sapari dan istrinya, mbak Dewi. Tak lupa hansip Bendoyo yang menjadi pemandangan tetap di sekitar mereka.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun