Mohon tunggu...
I Made Mahendra Budhiastra
I Made Mahendra Budhiastra Mohon Tunggu... -

Pemuda yang gila akan dunia wisata, hiburan dan trend terkini. Ingin memiliki usaha sendiri dan bisa hidup berkecukupan dengan jalan yang direstui tuhan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Terminal 3 (Gagal) Ultimate, Haruskah Karya Anak Bangsa Diapresiasi?

8 Oktober 2016   00:49 Diperbarui: 8 Oktober 2016   15:27 8208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ejekan dari Changi Airport secara halus untuk T3 Ultimate(Disadur dari akun instagram changiairport)

Dan ka-boom, bom waktu pun meledak ketika terminal ini dipaksakan untuk dibuka. Ketika menteri perhubungan masih dijabat oleh Bapak Ignasius Jonan, beliau melarang pihak AP2 untuk membuka terminal ini karena memang kondisinya masih jauh dari kata sempurna. Selain itu terjadi juga masalah di ATC, di mana tower ATC tidak bisa melihat pergerakan pesawat di T3 ini. Hal itu juga yang membuat dibangunnya tower ATC “darurat” yang juga merusak desain dari terminal ini. 

Saya pun bingung kenapa hal ini sampai tidak dipikirkan oleh pihak AP2 sebagai pemilik bandara? Hingga tidak lama berselang, bapak Ignasius Jonan dicabut mandatnya sebagai menteri perhubungan dan diganti oleh Budi Karya Sumardi, yang pada sebelumnya menjabat sebagai dirut Angkasa Pura 2. Dan ketika pak Budi Karya Sumardi menjabat, terminal 3 ini pun diperbolehkan untuk beroperasi. Suatu kebetulankah?

Rhenald Kasali dan Kultwit yang Blunder

Baru-baru ini terjadi polemik di dunia maya mengenai kacaunya pembukaan Terminal 3 Ultimate dan ajakan untuk “memaklumi” keadaan yang terjadi. Salah satu profesor terkemuka bernama Rhenald Kasali, yang rupanya menjabat sebagai komisaris utama Angkasa Pura 2 banyak sekali membalas twit-twit yang dianggap menyerang pembukaan Terminal 3 ini. Beliau pun sempat mengeblok beberapa Twitter yang dianggap memberi kritikan ke T3 dan bahkan sampai memfitnah para kritikus sebagai akun bayaran airport negeri sebelah. Hal ini sebenernya terjadi karena selama pembangunan, pihak Angkasa Pura 2 mengatakan bahwa T3 ini akan menyaingi Changi dan Kuala Lumpur International Airport; yang pada nyatanya memang tidak mampu menyaingi kedua bandara itu. Ga malu Pak bikin rumah perubahan tapi bapaknya sendiri ga menunjukkan spirit dan mentalitas untuk bisa benar-benar berubah?

Twit yang ditulis oleh Rhenald Kasali di akun twitternya sendiri yang menuduh kritikus sebagai akun bayaran Changi
Twit yang ditulis oleh Rhenald Kasali di akun twitternya sendiri yang menuduh kritikus sebagai akun bayaran Changi
Bahkan pihak Changi Airport pun di akun Instagramnya pernah meng-upload foto dengan caption “Kalau mendarat di Changi, bagasinya nyampe sebelom kalian sampe di tempat pengambilan bagasi” ketika T3 sedang dihebohkan berita tentang bagasi yang tidak sampai-sampai. Apa tidak cukup memalukan ketika sebuah terminal yang dengan jumawanya mengatakan akan menyaingi pesaing dari sebelah, ternyata harus menelan ludah sendiri karena diserang balik dengan kata-kata halus yang cukup menyakiti?

Ejekan dari Changi Airport secara halus untuk T3 Ultimate(Disadur dari akun instagram changiairport)
Ejekan dari Changi Airport secara halus untuk T3 Ultimate(Disadur dari akun instagram changiairport)
Tidak hanya sampai di situ, baru-baru ini pun beliau sempat menulis di Kompas sebuah artikel berjudul “Kelas Menengah Baru, Tegar atau Cengeng?”. Di tulisan ini intinya beliau pengen bilang kalau orang-orang yang ngasih kritik ke T3 ini adalah orang-orang cengeng, orang orang yang sering pergi keluar negeri dan kagum dengan betapa baiknya eksekusi sebuah publik infrastruktur di negeri orang. Kelas cengeng pada kamus beliau juga merujuk ke orang-orang yang sudah lama tinggal di luar negeri dan memberi kritikan ke T3 yang memang tidak pantas untuk dipuja-puja karena memang engga bagus. 


Jangankan sama Changi, sama Husein Sastranegara Bandung dan Denpasar aja kalau dilihat dari banyak sisi itu jauh banget bedanya. Denpasar aja diem-diem bisa bikin smoking area bernuansa resort lengkap dengan tatanan landscaping-nya yang rapi dan punya view ajib ke pantai. Itu juga ga pake embel-embel karya anak bangsa segala. Bandara Husein Sastranegara yang terminal barunya didesain Pak Ridwan Kamil aja bisa sebegitu rapi, detail, dan epik walaupun kecil.

Dan yang bikin saya bingung juga kenapa jargon karya anak bangsa ini harus dibawa petantang-petenteng ke mana-mana sih? Bukannya semua gedung dan mall keren di Indonesia itu dibangun sama orang Indonesia juga ya? Arsitek Indonesia banyak kok yang karyanya keren-keren. Bahkan kalau rajin gugel, banyak kok mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi swasta di Indonesia yang kuliah arsitektur atau desain pada bisa bikin proposal desain gedung dan signage epik plus keren buat renovasi bandar udara di Indonesia – walaupun hanya sebatas untuk tugas kuliah. Bahkan pernah ada tugas kuliah salah satu anak semester akhir (Cari aja di Pinterest atau Google karya yang dibuat Mutiara Fatrin) yang bikin logo buat Soekarno Hatta Airport beserta collateral-collateral lainnya, yang hasilnya kalau menurut saya jauh lebih bagus apa yang dibuat sama Landor.

Tugas kuliah yang dibuat oleh Mutia Fatrin, seorang mahasiswi Indonesia yang isinya berupa proposal desain untuk Bandar Udara Soekarno Hatta (https://www.behance.net/gallery/18526373/Soekarno-Hatta-International-Airport-Branding)
Tugas kuliah yang dibuat oleh Mutia Fatrin, seorang mahasiswi Indonesia yang isinya berupa proposal desain untuk Bandar Udara Soekarno Hatta (https://www.behance.net/gallery/18526373/Soekarno-Hatta-International-Airport-Branding)
Ah jangankan yang dibikin sama anak kuliah, yang dibikin sama Landor aja engga dipakai kok. Lihat aja betapa jauhnya desain FIDS dan signage-signage dari apa yang direkomendasikan oleh Landor. Jangankan disuruh saingan sama yang punya negara lain, saingan sama bandara regional di Indonesia saja kalah kok. Ah mungkin saja bandara-bandara daerah yang bagus terlalu simpel, sedangkan orang-orang di Soekarno Hatta sukanya yang bling-bling dan "rame".

Kapan ya kira-kira Indonesia bisa punya gerbang utama yang representatif? Cobalah tengok bandar udara Haidar Aliyev di Baku, Azerbaijan ini.... Negara yang mungkin bisa dibilang anak kemaren sore, negara yang engga sepopuler Indonesia.

Bandar udara Baku, Azerbaijan yang didesain oleh Autoban Turkey (http://www.autoban.com.tr/en/projects/transport/heydar-aliyev-international-airport)
Bandar udara Baku, Azerbaijan yang didesain oleh Autoban Turkey (http://www.autoban.com.tr/en/projects/transport/heydar-aliyev-international-airport)
Ah apalah saya ini, yang menurut pak Rhenald Kasali termasuk golongan generasi cengeng atau antek-antek asing......

Oleh: I Made Mahendra Budhiastra

Hospitality Management Graduate

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun