Mohon tunggu...
Nur Annisa Hamid
Nur Annisa Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - blogger dan content creator

seorang wanita yang hobi travelling, menulis dan menyukai anak-anak selalu berfikir positif dan bersyukur dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengenal Empat Karakter Perempuan dalam Film "Little Women"

17 Maret 2020   15:13 Diperbarui: 19 Maret 2020   13:58 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya salah satu film yang masuk nominasi Best Picture pada Oscar 2020 Little Woman tayang di Indonesia. Little Women novel karya Louisa May Alcott tahun 1868 yang kemudian diadaptasi ke dalam layar lebar beberapa kali. 

Versi terbaru Little Women disutradarai Greta Gerwig yang melibatkan pemain muda dan senior seperti Saoirse Ronan, Emma Watson, Florence Pugh, Eliza Scanlen, Timothe Chalamet, Laura Dern, Meryl Streep. 

Little Woman menceritakan sebuah keluarga dengan empat anak perempuan yang berbeda karakter. Di saat ayah mereka sedang berperang, mereka harus bisa saling menjaga dan akur supaya saat sang ayah pulang bisa berkumpul sebagai keluarga yang utuh. 

Kesabaran seorang ibu yang diperankan oleh Laura Dern sebagai Marmee dalam mendidik dan menjaga keempat anak perempuan terlihat dengan baik bagaimana ia menasehati bahkan memberikan contoh untuk berempati kepada tetangganya.

Marmee memiliki keempat anak perempuan yaitu Jo yang mandiri, keras kepala dan menyayangi adik-adiknya, Meg ingin menjadi aktris dan mudah jatuh cinta, Amy ingin menjadi pelukis dan manja, Beth pemalu dan suka bermain piano.

Keempat karakter ini menyenangkan dilihat karena walaupun sering bertengkar atau beda pendapat namun kompak saat memainkan drama di atap rumah mereka. 

Saat menghadiri pesta dansa, Jo tidak sengaja bertemu Laurie seorang remaja pria yang kesepian tinggal di seberang rumah Jo. Karena cintanya terhadap Jo bertepuk sebelah tangan, ia memutuskan ke Eropa yang malah bertemu Amy di Perancis bersama bibi March.

Bibi March sebagai kakak dari ayah keempat saudara ini tinggal sendirian di rumahnya yang mewah dan selalu mengajarkan pada keponakannya untuk menikah dengan pria kaya agar bisa hidup sejahtera. 

Pada saat itu memang perempuan tidak memiliki hak yang banyak seperti pria, misalnya sekolah atau bekerja sehingga menikah menjadi pilihan yang mudah agar bisa hidup sejahtera walaupun tidak mendapatkan harta atau hak asuh anak. 

Dengan alur mundur, warna yang hangat, kostum dan setting saat perang dunia pertama, dialog dan emosi pada film membuat saya terharu dan sedih melihat kekompakan keempat karakter perempuan apalagi saat adik bungsu mereka Beth sakit demam berdarah serta meninggal dunia. 

Jo yang sedih dengan kepergian adiknya makin patah hati saat mengetahui Laurie menikah dengan Amy. Untunglah dengan semangat yang tinggi ia bisa kembali menulis cerita novel, bertemu Friedrich Bhaer seorang profesor yang tinggal satu atap di New York dan membuka sekolah untuk anak perempuan dengan kepintarannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun