Mohon tunggu...
SAR TIKA
SAR TIKA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Kaum Klasik Mengenai Terbatasnya Lapangan Kerja di Indonesia

24 November 2023   06:24 Diperbarui: 24 November 2023   06:46 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2022 mencapai 273,5 juta jiwa. Jumlah penduduk yang besar ini tentunya membutuhkan lapangan kerja yang memadai.

Namun, lapangan kerja di Indonesia masih terbatas. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

1. Pertumbuhan ekonomi yang belum merata

Pertumbuhan ekonomi yang belum merata menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia belum berkembang secara optimal. Hal ini menyebabkan kesempatan kerja di wilayah tersebut juga terbatas.

2. Ketersediaan sumber daya alam yang terbatas

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Namun, kekayaan alam tersebut tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lapangan kekerja.

3. Kualitas sumber daya manusia yang belum memadai

Kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih belum memadai. Hal ini menyebabkan sebagian besar masyarakat Indonesia belum memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mengisi lapangan kerja yang ada.

Pandangan kaum klasik mengenai terbatasnya lapangan kerja di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Pandangan yang pesimistis

Kaum klasik yang pesimistis berpendapat bahwa terbatasnya lapangan kerja di Indonesia tidak dapat diatasi. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat struktural, seperti pertumbuhan ekonomi yang belum merata dan ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun