Membuka Pintu Berkah: Menguatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah di Indonesia
Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah global. Namun, potensi ini masih terkendala oleh rendahnya tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah. Data menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah masih perlu ditingkatkan secara signifikan. Ini adalah tantangan, sekaligus peluang emas untuk membangun fondasi ekonomi yang lebih kokoh, adil, dan berkelanjutan.
Apa itu literasi dan inklusi keuangan syariah, dan mengapa keduanya begitu penting?
Literasi & Akses: Kunci Memanfaatkan Potensi
Apa Itu Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah?
Literasi Keuangan Syariah adalah pemahaman dan keterampilan seseorang mengenai prinsip-prinsip, produk, dan layanan keuangan yang sesuai dengan hukum Syariah (Islam). Ini mencakup pemahaman tentang konsep seperti riba (bunga/tambahan yang dilarang), maysir (perjudian), gharar (ketidakjelasan/risiko berlebihan), serta akad-akad syariah seperti Murabahah (jual beli), Mudharabah (bagi hasil), dan Ijarah (sewa).
Inklusi Keuangan Syariah adalah ketersediaan dan kemudahan akses masyarakat terhadap layanan dan produk keuangan syariah yang berkualitas. Ini berarti semakin banyak orang, termasuk di daerah terpencil dan pelaku UMKM, yang dapat menggunakan bank syariah, asuransi syariah (Takaful), pembiayaan syariah, hingga investasi syariah (Sukuk dan reksadana syariah).
Mengapa Keduanya Harus Dikuatkan?
Literasi dan inklusi adalah dua sisi mata uang. Literasi yang tinggi tanpa akses akan percuma, dan akses tanpa literasi yang memadai akan berisiko. Peningkatan keduanya akan:
Meningkatkan Kesejahteraan: Masyarakat dapat mengambil keputusan finansial yang lebih bijak, menghindari pinjaman riba, dan memanfaatkan instrumen syariah untuk mengembangkan usaha, seperti pembiayaan UMKM syariah.
Memperkuat Stabilitas Keuangan: Sistem keuangan syariah, yang berlandaskan pada transaksi riil dan bagi hasil, cenderung lebih tahan terhadap gejolak ekonomi.
Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional: Dengan peningkatan pemanfaatan produk syariah, aset industri keuangan syariah akan tumbuh, memberikan kontribusi yang lebih besar pada PDB.
Memperluas Instrumen Filantropi Islam: Pemahaman yang baik tentang zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) akan mendorong partisipasi masyarakat dalam program-program pengentasan kemiskinan dan pembangunan sosial.
Strategi Jitu Mendorong Peningkatan
Untuk mencapai potensi maksimal, perlu ada kolaborasi strategis antara pemerintah, regulator, industri, akademisi, dan masyarakat. Beberapa langkah kunci yang sedang dan perlu didorong meliputi: