Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hidup Akal Sehat!!

31 Mei 2021   21:30 Diperbarui: 1 Juni 2021   06:52 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi Anda penggemar hari libur, 1 Juni bolehlah ditunggu. Sudah beberapa tahun ini, hari ini, 1 Juni 2021, menjadi hari libur Nasional. Kantor, Sekolah dan lembaga pemerintah libur memperingati hari lahirnya Pancasila, Dasar Negara RI. 

Bagi yang tiap tanggal satu biasa menerima gaji, bisa jadi akan merasa sedikit keki karena uang bulanan tertunda sehari. Memang cuma tertunda sehari, tapi bagi sebagian orang kadang sangat berarti. 

Baik yang senang maupun yang keki, mari bersama-sama memperingati dengan hidmat hari kelahiran Pancasila sambil menikmati liburan. Pancasila, selain sebagai Dasar Negara, adalah juga pedoman hidup warga, ideologi Negara dan kepribadian bangsa. Layak untuk kita khidmati. 

Tulisan ini tidak membahas Pancasila, tetapi bicara tentang bulan Juni. Bulan istimewa yang harinya diawali dengan lahirnya Dasar Negara. Bulan yang berumur 30 hari ini dianggap banyak melahirkan tokoh-tokoh nasional maupun internasional. 

Sebut salah satunya, Bung Karno. Tokoh besar ini lahir tanggal 6 Juni. Pidatonya pada 1 Juni 1945 yang mencetuskan Pancasila itulah yang kemudian diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Sejarah mencatat Bung Karno memang orang besar, dialah Proklamator Kemerdekaan RI, Presiden Pertama RI dan pemimpin yang dihormati di pergaulan dunia internasional. Sebagai lelaki Bung Karno pun dianggap hebat. 

Bulan Juni juga bulan kelahiran tokoh bangsa yang lain, Pak Harto, lahir 8 Juni. Presiden ke-dua RI ini tercatat sebagai seorang tokoh besar yang membawa banyak perubahan bagi negeri. Dia mendapat julukan "the smiling general" dan "Bapak Pembangunan". Pada masanya Pak Harto menjadi Presiden RI dan berkuasa selama 32 tahun sebelum tumbang saat ada gerakan reformasi tahun 1998. 

Selain dua tokoh di atas, mantan Presiden RI, BJ Habibie, juga lahir pada bulan Juni, tanggal 28. Pun Presiden yang sedang menjabat saat ini Jokowi, lahir pada tanggal 21 Juni. Jadi dari tujuh Presiden RI, empat diantaranya lahir di bulan Juni. Bolehlah Juni disebut bulan besar. 

Apalagi di dunia internasional tidak sedikit tokoh yang juga lahir di bulan Juni seperti Che Guevara dan Donald Trump, mereka sama-sama lahir 14 Juni. Che, tokoh utama revolusi Kuba yang juga dokter, penulis, pemimpin gerilyawan, diplomat, dan pakar teori militer asal Argentina. Donald Trump, mantan Presiden AS ke 45 yang baru saja kalah pil-pres melawan Joe Biden. 

Tentu bukan bulan kelahirannya yang membuat mereka menjadi pemimpin bangsa dan tokoh dunia. Ketokohan seseorang seringkali terjadi karena dia mampu memenuhi tantangan masyarakat, lingkungan dan situasi saat itu. Tantangan berat untuk bisa mengatasi masalah krusial atau bahkan kondisi kritis yang harus segera dicari jalan keluarnya. Pada saat seperti itulah biasanya seorang tokoh muncul. 

Pada saat bersamaan, orang lain tidak mampu, tidak berani, tidak punya nyali, tidak cukup jeli melihat peluang atau tidak cerdas menghitung risiko. Itulah biasanya proses alami munculnya para calon tokoh pemimpin. 

Prosesnya tidak cukup sampai di situ. Sudah sangat lumrah, munculnya seorang tokoh selalu diiringi dengan tempaan berupa ejekan, makian, hujatan dan bahkan hinaan. pujian dan makian yang bisa datang dari mana saja. Orang yang tidak tahan tempaan akan tumbang ditengah jalan lalu terpinggirkan. 

Tokoh yang lolos tempaan akan terus menerus menghadapi tempaan. Si tokoh akan berkembang semakin mumpuni ketika tempaan apapun bentuknya dimaknai sebagai semacam menu tambahan. Karena itu, seorang tokoh seharusnya tidak menjadi "baperan" tetapi menjadi semakin terbiasa dengan bully-an. Ada baiknya memahami kata-kata bijak ini: "kalau Anda tidak ingin dikritik, dibully, dimaki, dihujat, maka jangan menjadi siapa-siapa". 

Harus diakui seorang tokoh itu memang orang yang luar biasa.  Ini karena orang yang biasa-biasa saja lebih siap atau malah mengharap dipuji dan tidak siap dan tidak mengharap dikritik, dibully, dimaki apalagi dihujat. 

Itulah mungkin cara sebuah jaman melahirkan tokoh-tokohnya. Berbeda dengan Negara-negara yang berbentuk kerajaan. Di Kerajaan Inggris misalnya, Pangeran William, cucu Ratu Elizabet, yang kebetulan juga lahir di bulan Juni. semua sudah disiapkan semenjak bayi. Pendidikannya, pergaulannya, pekerjaannya dan segala sesuatunya disiapkan untuk suatu hari nanti sang Pangeran menjadi Raja. 

Perikehidupan kerajaan tetap dipersiapkan bagi sang Pangeran meskipun belum tentu juga pada waktunya nanti berkesempatan naik tahta. Sebagaimana terjadi pada ayahnya, Pangeran Charles, saat ini sudah berumur 70an tahun dan tidak juga kunjung mengenakan makhkota Raja. 

Sepertinya peredebatan panjang tentang pemimpin itu dilahirkan atau dicetak memang tidak perlu menjadi bahan bahasan penting lagi. Seorang tokoh pemimpin bisa dibentuk dan juga bisa dilahirkan. Dia bisa lahir di bulan Juni dan banyak tokoh penting lain yang lahir bukan di bulan Juni. 

Orang tentu saja boleh berharap anak keturunannya lahir di bulan Juni dan suatu hari menjadi tokoh penting, berkuasa, dipuja-puji, dihormati dan kaya raya. Sama bolehnya dengan orang yang anak keturunannya lahir di bulan-bulan yang lain. Sehat dan normal saja. 

Menjadi tidak sehat, kebablasan lalu hilang akal adalah ketika seorang ayah punya anak lahir pada bulan April tetapi dipanggilnya Juni. Itu hanya karena ingin anaknya suatu hari nanti menjadi tokoh pemimpin dunia. 

Jaman susah seperti sekarang ini orang mudah kehilangan akal sehat. Mengharap hidup enak tanpa kerja keras, ingin berkuasa dengan segala cara dan memandang perbedaan sebagai potensi bencana. Lupa, seseorang bisa saja dengan mudah suatu saat dipuja tapi disaat lain dihujat dan dicaci-maki. 

Mari tegakkan akal sehat. Hidup akal sehat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun