Mohon tunggu...
Sarifudin Lubis
Sarifudin Lubis Mohon Tunggu... profesional -

Miskin Harta Kaya Hati

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bank Indonesia Optimis Nilai Tukar Rupiah Akan Membaik

7 Januari 2013   03:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:25 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ini diambil dari klimg.com

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Gambar ini diambil dari klimg.com"][/caption] Bank Indonesia mengakui bahwa nilai tukar Rupiah melemah pada tahun 2013. Tetapi hal tersebut hanya bersifat sementara. Masuknya Dolar AS dan investasi asing ke Indonesia akan membantu memperkuat Rupiah di tahun 2013. "Penguatan Rupiah sejalan dengan membaiknya neraca pembayaran di triwulan ketiga dan keempat tahun lalu. Pelemahan Rupiah terjadi 2 Januari lalu saat kurs Rupiah 9785 per Dolar AS tersentuh. Rupiah melemah akibat defisit neraca perdagangan," papar Hartadi Sarwono, Deputi Gubernur BI. Rencana pemerintah membayar utang luar negeri jatuh tahun ini, yakni sekitar RP 19 Triliun, akan memperlemah Rupiah. Data BI bulan Desember lalu, BI memiliki  cadangan devisi 112,8 miliar Dolar AS, banyak ekonom melihat BI enggan mengintervensi Rupiah dengan gencar, untuk mengamankan Dolar AS bagi kebutuhan impor. Berbeda dengan tanggapan optimis dari BI yang beranggapan bahwa mereka dapat mengamankan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, HSBC Indonesia menilai mata uang rupiah pada 2013 diproyeksikan sulit untuk menguat terhadap dolar AS seiring dengan konsumsi minyak domestik yang masih terus meningkat. Head of Global Market HSBC Indonesia, Ali Setiawan mengatakan, pergerakan rupiah akan sulit menguat pada 2013 karena dibayangi oleh banyak faktor, diantaranya konsumsi minyak yang masih meningkat di dalam negeri. "Konsumsi minyak Indonesia masih didukung impor, kondisi itu akan memicu kebutuhan dolar AS meningkat dan otomatis nilai tukar rupiah akan terdepresiasi," tambahnya. Secara umum ia mengatakan, impor masih akan lebih besar daripada ekspor sehingga defisit masih akan terus berlanjut di tahun ini. Dia menambahkan, terus meningkatnya harga minyak dunia dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri yang tinggi menyebabkan dana subsidi akan semakin besar sehingga menambah beban bagi Indonesia. Ali juga memperkirakan, nilai tukar rupiah pada 2013 di level Rp9.600 per dolar AS, hal itu didukung dari Bank Indonesia (BI) yang masih proaktif menjaga fluktuasi di pasar valas. Meski berada dalam tren melemah, kisaran nilai tukar antara 9.700-9.800 masih terbilang aman dan wajar. Sebab, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia  lebih tinggi di antara negara berkembang lainnya. konsumsi domestik yang masih kuat hingga 60% akan membuat stabilitas perekonomian Indonesia memiliki fundamental yang baik, dengan begitu investasi asing mengalir ke dalam negeri. Ali Setiawan optimis bahwa BI masih akan menjaga rupiah di pasar dikarenakan ‘market financial’ merupakan tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan begitu, industri di dalam negeri juga akan stabil.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun