Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyikapi Pelaku Pembunuhan (NF), Belajar dari Kasus Mary Bell

11 Maret 2020   22:23 Diperbarui: 11 Maret 2020   22:32 2219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak kehilangan kasih sayang orang tua. Sumber: wowmenariknya.com

Mari kita belajar dari Mary Bell. Gadis itu lahir dari rahim seorang prostitusi spesialis sodomasokis, Betty Mc Crickett. Sebagai seorang ibu, bagi Mary ia bukanlah seorang malaikat yang pernah dikisahkan Tuhan ketika Mary akan lahir. Tetapi ia lebih menyerupai iblis. "Kamu adalah bibit setan." Begitulah kata Betty kepada Mary. Bahkan beberapa kali Betty mencoba membunuh Mary, namun gagal.

Akhirnya Mary yang masih berusia 4 tahun itu dijual kepada para kliennya yang pedofil. Berkali-kali Mary telah melakukan kegiatan seksual dengan laki-laki dewasa sejak berusia 4 tahun.

Ia sering melihat ibunya dicekik oleh para kliennya, maka itu pula yang ia lakukan kepada binatang. Bahkan kepada Martin Brown, balita berusia 4 tahun, hingga tewas di rumah kosong Scotswood, Newcastle, Inggris.

Temannya Norma Joyce yang berusia 13 tahun menganggap aksi Mary ini sangat keren. Ia pun mengagumi dan menirunya. Atas suruhan Mary, Norma membunuh Brian Howe, balita berusia 3 tahun, dengan cara mencekiknya di lapangan kosong Scotswood.

Mary lalu menambahkan tindakan mengukir huruf "M" di perut Howe, memotong sebagian rambutnya, menyayat kakinya, dan memotong penis Howe.

Saat proses pemakaman, Mary tampak puas, tertawa, dan menggosok-gosok tangannya. 

Atas pengakuan Norma, Mary ditangkap polisi. Ia mengakui pembunuhan itu dan menjawab semata-mata demi kepuasaan dan kenikmatan. Mary dijebloskan ke penjara anak Red Bank Community Home, menjalani hukuman 12 tahun penjara.

Saat dibebaskan usianya 23tahun. Setelah bebas pihak pengadilan memberinya identitas baru.

Lalu selama 1 tahun ia mengikuti rehabilitasi di Askhan Grange. Mary tinggal di asrama dan diberi pekerjaan merakit peralatan listrik di RS Remploy, Leeds.

Pada masa rehabilitasinya tersebut ia pun berkenalan dengan laki-laki yang kelak menjadi pendampingnya.

Pada malam terakhir di tahanan, temannya memberikan kesaksian bahwa Mery lebih aman di dalam penjara. Ia tahu kapan lampu akan dimatikan dan dibangunkan pada pagi hari. Dia merasakan kesedihan yang luar biasa akibat berbagai pengkhianatan yang ia terima. Ia menyesali apa yang terjadi di  masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun