Mohon tunggu...
Sari Ernawati
Sari Ernawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hallo saya Sari Ernawati biasa dipanggil erna,keseharian saya menjadi seorang mahasiswa S1 PGSD di universitas sarjanawiyata Tamansiswa. Hobi saya membaca dan olahraga .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membahas Tradisi Mitoni yang Kaya Akan Makna

2 Desember 2023   23:20 Diperbarui: 2 Desember 2023   23:26 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bob.kemenparekraf.go.id/306093-alun-alun-wonosobo/

MEMBAHAS TRADISI MITONI YANG KAYA AKAN MAKNA 


Mendengar nama Wonosobo pasti langsung teringat dengan Dataran Tinggi Dieng yang terkenal dengan keindahan panorama dan udaranya yang sejuk menyegarkan.Terletak di jantung  Jawa Tengah, Wonosobo merupakan kabupaten dengan pemandangan pegunungan yang indah, dikelilingi oleh dua Pegunungan Peony aktif,  Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, yang ketinggiannya lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut.

Bebicara soal wonosobo terdapat salah satu tradisi yang biasanya dilakukan oleh Masyarakat jawa yaitu "Mitoni".Pada dasarnya disetiap daerah jawa Mitoni itu ada tetapi terdapat perbedaan pada proses saat mitoni.

tradisi mitoni sendiri adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat jawa yang tujuannya untuk memberikan perlindungan untuk ibu hamil dan anak yang dikandungnya agar nanti bila waktunya kelahiran bisa lancar dan diberi kesehatan serta kelak bisa menjadi anak yang baik juga berguna bagi semua. biasanya mitoni dilakukan pada saat usia kandungan masuk 7 bulan ,karena kata mitoni diambil dari kata "pitu" artinya dalam bahasa jawa yang berati tuju.

Pada kali ini saya akan sedikit membahas tradisi mitoni yang berasal dari desa Kalikarung,Kalibawang,Wonosobo,Jawa Tengah . Tradisi mitoni ini berawal dari berdoa bersama dengan mengundang warga sekitar memohon keselamatan dan ridho kepada Allah SWT. Kemudian bersamaan dengan itu ada hidangan nasi tumpeng yang berbentuk kerucut berjumplah 7 karena memperingati saat 7 bulan,, sego gurih,sego punar,ingkung,kulupan, sambel goreng,ungkusan botok,jenang , kembang setaman serta pelengkap lain nya. Setelah selesai melakukan doa kemudian para warga pulang dengan membawa berkat yang telah disediakan oleh yang mempunyai acara,lalu bekas kukusan nasi yang berbentuk kerucut dibuang didepan pintu ,setelah kukusan dibuang biasanya diambil oleh tetangga dan Masyarakat daerah kami meyakini bahwa apabila bekas  kukusan orang 7 bulanan jika kita letakan dibawah tanaman buah atau pepohon lainya akan bertumbuh subur.

Tradisi mitos budaya Jawa bukan sekedar upacara adat saja, melainkan sebuah perayaan yang kaya akan makna mendalam yang  erat kaitannya dengan aspek spiritual, sosial, dan budaya masyarakat Jawa. Mitoni menandai momen penting dalam kehidupan berkeluarga, terutama saat kelahiran seorang anak dinantikan. Berikut  beberapa aspek yang membuat tradisi Mitoni mempunyai makna:

  • Makna Spiritual: Mitoni tidak hanya sebuah upacara dalam rangka menyambut kelahiran, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang sangat kuat. Ritual yang dilakukan selama Mitoni, seperti doa bersama, dan pemberian sesaji, semuanya diarahkan untuk membersihkan jiwa, memohon keselamatan, dan memperoleh berkah dari yang Maha Kuasa.
  • Kesatuan Keluarga dan Komunitas: Mitoni bukan hanya perayaan untuk keluarga yang mengadakannya, tetapi juga melibatkan peran penting dari anggota keluarga dan komunitas yang lebih luas seperti para tetangga dan masyarakat. Kehadiran kerabat dan tetangga untuk memberikan doa, dukungan, dan ucapan selamat menjadi simbol kesatuan dan kebersamaan dalam momen penting ini.
  • Simbolisme dan Perlambangan: Setiap elemen dalam Mitoni memiliki makna dan simbolisme tersendiri. Mulai dari persiapan, prosesi ritual, hingga pemberian sesaji, semuanya membawa pesan mendalam tentang kesucian, keberkahan, dan harapan akan kelancaran proses kelahiran serta kebahagiaan bagi keluarga yang merayakan.
  • Penghormatan Terhadap Kehidupan Baru: Mitoni juga merupakan bentuk penghormatan terhadap kehidupan baru yang akan lahir ke dunia. Segala persiapan dan upacara yang dilakukan adalah bentuk penghargaan terhadap kedatangan jiwa baru yang akan menjadi bagian dari keluarga dan masyarakat.

Dalam keseluruhan, Mitoni bukan sekadar upacara adat, tetapi juga sebuah perayaan yang mengandung nilai-nilai mendalam yang terus dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Melalui upacara ini, nilai-nilai spiritual, kebersamaan, penghormatan terhadap tradisi, dan penghormatan terhadap kehidupan baru terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sari Ernawati / 2022015159

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Kontak :

sariernawati696@gmail.com

@sari_ernawatii

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun