Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid-19: Masa Bodoh, Terpaksa, dan Merasa Kebal

21 Mei 2020   07:00 Diperbarui: 21 Mei 2020   07:03 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, mereka yang terpaksa. Sejak ditetapkan sebagai kasus pandemi dan diberlakukannya PSBB, perekonomian mengalami penurunan. Industri mengalami penurunan aktivitas produksi yang akhirnya berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Banyak rumah tangga mengalami dampak ekonomi akibat pandemi ini. Mereka yang tak lagi punya penghasilan terpaksa untuk tetap beraktifitas di luar rumah, berhadapan dengan bahaya yang tak terlihat, supaya dapat menghidupi keluarga. Mereka tentu sadar itu berbahaya, namun terpaksa.

Sejak pandemi ini merebak, saya memperhatikan banyak akhirnya beralih profesi asalkan tetap punya penghasilan. Bahkan di suatu hari, saya merasa tiba-tiba banyak pedagang koran bermunculan di persimpangan yang biasanya tidak ada penjual koran sekali pun. Bahkan anak-anak dilibatkan. Masa Belajar Dari Rumah (BDR) yang harusnya setiap anak tetap di rumah dimanfaatkan untuk membantu orang tua menjual koran. Mereka terpaksa.

Ketiga dan tentu paling konyol, adalah mereka yang merasa kebal. Mereka yakin bahwa mereka tak akan terjangkit. Walau tak banyak, tapi saya yakin, kalian juga pernah menemukan orang tipe ini. Mereka seharusnya ditertibkan oleh polisi India (seperti video yang beredar tentang polisi India yang menggunakan tongkat kayu untuk menertibkan mereka yang tetap beraktivitas di luar rumah). Ya, tongkat kayu dan polisi India tepat untuk mereka.

Bukan bermaksud mengesampingkan siapa pun bisa saja terinveksi virus Corona, namun ketiga tipe masyarakat ini adalah yang paling memungkinkan untuk terjangkiti dan menularkan kepada masyarakat lebih luas. Mereka bisa menjadi masalah jika tidak ditertibkan.

Lalu apa yang seharusnya kita lakukan. Kita berhak dan seharusnya mengingatkan mereka yang berpotensi menjadi sumber penyebaran. Ditolak, saya yakin pasti. Tapi berhenti, tentu juga bukan solusi. Jika kita semua terus mengingatkan mereka tentu ada peluang mereka akan memiliki kesadaran.

Pemerintah harus berani tegas. Pemerintah harus berani menjadi “Polisi India” yang betindak tegas kepada siapa pun yang melanggar anjuran pemerintah dalam upaya menanggulangi penyebaran virus Corona. Masyarakat akan semakin abai jika pemerintah longgar pada penegakan.

Akhirnya, semua kita harus bersama-sama menerapkan budaya baru dalam pencegahan penularan virus Corona. Dengan menerapkan pola hidup yang sesuai dengan anjuran pemerintah, tetap di rumah, tetap menjaga kesehatan, mudah-mudahan Corona menjauh dari kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun