Mohon tunggu...
Sardo Sinaga
Sardo Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @raja_bodat

Pecinta Sejarah dan Ilmu Budaya. Pemula. Menulis Apa Saja Yang penting Tidak Melanggar Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kursi Publik: Apa Fungsinya?

6 Februari 2023   13:35 Diperbarui: 6 Februari 2023   13:48 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Pixabay: pexels.com

Kursi, tempat yang kita anggap remeh namun mempunyai sejuta makna. Disaat kita banyak beraktivitas, kita mungkin duduk dan rehat sejenak. 

Dirumah, kantor, stasiun, cafe, dan berbagai tempat publik lainnya. Selain itu, model kursi itu sangat banyak. Kita bisa memilih kursi sesuai yang kita inginkan. 

Sehingga fungsi kursi lebih banyak dibandingkan dengan meja. Walaupun mungkin sedikit ada yang kontra dengan pendapat ini. Namun apakah kursi hanya sebatas tempat duduk? 

Saya rasa tidak. Jika teman-teman peka, ada kejadian-kejadian unik yang terjadi terhadap kursi. Kita akan sedikit membedah apa saja hal unik terhadap kursi diruang publik. 

Foto oleh Pixabay: pexels.com
Foto oleh Pixabay: pexels.com

Seperti yang sempat saya singgung, banyak kursi-kursi diruang publik. Kita bisa duduk dengan gratis. Salah satunya cafe, tempat makan, dan sebagainya. 

Namun apakah teman-teman sadar banyak orang yang menaruh barangnya dikursi? Mungkin orang menaruh barang-barangnya dikursi agar tidak kotor. 

Saya sendiri sering melihat hal itu. Hanya saja, ketika saya melihat kejadian itu, saya sedikit risih. Kenapa tidak, fungsinya kursi ya memang untuk duduk. 

Kalaupun tempat-tempat tersebut mungkin masih sah-sah saja. Namun bagaimana kalau tempat tersebut rame? Apakah etis menaruh barang dikursi sementara orang disekitarnya berdiri? 

Memang terlihat sepele. Namun bagi saya hal itu terlihat seperti orang tak mau kita duduk didekatnya, atau terlihat seperti ingin mengusir. 

Yah mungkin saya berasumsi terlalu liar. Namun perilaku tersebut sedikit kurang beretika. Itu baru hal kecil saja. Saat teman-teman masuk stasiun, bandara, ataupun halte apakah ada teman-teman melihat tanda bahwa kursi ini diperuntukkan ibu hamil dan orang-orang berkebutuhan khusus? 

Banyak pastinya. Namun yang lucu adalah kursi tersebut dipakai oleh orang-orang yang terlihat sangat sehat. Bahkan saya pernah melihat bapak-bapak duduk ditempat yang diperuntukkan untuk ibu-ibu hamil dan menyusui. 

Seketika saya berpikir itu bapak-bapaknya lagi  hamil kah? Apalagi saat itu didekat orang itu terdapat ibu-ibu yang berdiri sambil menggendong anak bayinya. Sangat disayangkan masih banyak hal tersebut sering terjadi. 

Banyak para aktivis perempuan yang menggawaikan untuk memberikan tempat bagi teman-teman perempuan yang berkebutuhan khusus. Namun kegiatan mereka seakan tidak ada artinya dikarenakan perilaku orang-orang tersebut. 

Etis atau tidaknya perilaku tersebut, teman-teman lah yang menilai. Jikalau memang ada hal yang bisa membuat kita terganggu, layanan pengaduan atau komplain dan kritik sudah banyak disediakan. 

Layanan pengaduan sudah banyak disediakan karena itu sudah masuk dalam aturan daerah. Karena tempat publik diperuntukkan dan dinikmati untuk masyarakat banyak. 

Gambar diambil dari akun instagram @malangposcomedia 
Gambar diambil dari akun instagram @malangposcomedia 

Kemarin, saya membaca sebuah berita tentang Kota Malang, tempat saya kuliah dulu. Kursi-kursi didaerah Ijen Boulevard dibuka kembali setelah pandemi melandai. Namun kursi-kursi tersebut harus ditutup kembali. 

Alasan kursi-kursi tersebut sangatlah konyol. Ada kejadian sepasang muda-mudi melakukan tindakan asusila disana dan berhasil terekam oleh orang-orang sekitar. 

Dalam video yang tersebar, sepasang kekasih itu terlihat sedang melakukan silahturahmi bibir. Bukannya melakukannya sembunyi-sembunyi, mereka malah terang-terangan. 

Makanya tempat tersebut kembali ditutup karena ulah mereka. Memang kursi didaerah Ijen Boulevard, Malang sering dipakai oleh orang-orang yang sedang beraktivitas. Namun tempat tersebut sering disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 

Jika saya ketemu dengan muda-mudi tersebut, saya akan bertanya "kenapa tidak tanam singkong dikosan? Kan banyak kosan murah dan bisa disewa perhari? 

Padahal kita ini orang Indonesia, bukan orang Eropa. Di Eropa sana, kita bebas bersilaturahmi bibir dimana saja. Namun nilai-nilai moral orang Indonesia sangat berbeda dengan orang Eropa. 

Sampai tulisan ini dibuat, saya belum tahu sampai kapan kursi-kursi itu ditutup. Sangat miris sekali. Imbasnya bukan hanya mereka yang kena, nama Kota Malang juga ikut tercemar karena mereka. 

Bukan hanya etika, hukum seakan diciptakan untuk dilanggar. Sebenarnya hal itu adalah hal yang salah, namun kejadian-kejadian tersebut sering terjadi.  Norma sosial kita seakan semakin tergeser saat ini. 

Bapak saya pernah berkata bahwa yang membedakan kita dengan binatang adalah moral. Kita bisa pintar dan punya banyak gelar. Namun jika tidak ada moral, kita tidak ada bedanya dengan seekor kera. 

Dari tulisan ini kita dapat belajar bagaimana berperilaku ditempat umum. Seandainya teman-teman bisa berperilaku sebagaimana mestinya, sifat positif kita akan ditiru oleh orang banyak. 

Sebaliknya. Jika kita berperilaku seenaknya, bukan hanya diri kita sendiri yang terkena dampaknya, melainkan orang banyak juga akan kena imbasnya. Maka dari itu, bijaklah dalam berperilaku dalam ruang publik. 

Sekian dari tulisan ini. Jika tulisan ini terdapat kosa kata yang tidak berkenan, mohon dikoreksi. Terima kasih. 

Sardo Sinaga

06 Februari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun