Dalam sejarah Indonesia, bulan September diperingati sebagai hari peringatan G30S/PKI. Sejarah G30S/PKI ini dijelaskan sebagai gejolak politik tahun 1965 yang dipicu oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan TNI. Banyak dokumen mengatakan dalang dari pemberontakan tersebut yaitu anggota dari PKI menculik para jendral saat itu untuk melakukan kudeta presiden saat itu yaitu Ir. Soekarno. Tetapi tidak sedikit yang beranggapan bahwa dalang dari pemberontakan tersebut ialah presiden kedua Indonesia Jendral Soeharto.
Namun PKI juga mengambil peran dalam kemerdekaan dibawah tokoh besar yaitu Tan Malaka. Walaupun catatan sejarah masih bias terhadap yang terjadi, banyak masyarakat menjadikan 30 September sebagai hari yang berdarah. Disejumlah daerah juga masih banyak diadakan penayangan film tentang pemberontakan G30S/PKI. Hal ini membiat stigma bahwa PKI atau orang yang menganut ideologi komunisme adalah orang-orang yang kejam atau orang-orang yang tidak bertuhan. Namun apakah ideologi komunisme adalah ideologi yang seperti itu?Â
Penulis akan menjabarkan siapa yang mencetuskan serta landasan ideologi tersebut. Selain itu, kita akan melihat perkembangan negara-negara dalam menganut ideologi komunisme dan mengapa sebagian besar negara-negara tersebut runtuh. Â
Pada fase industri berkembangan yang begitu pesat, perekonomian dinegara-negara eropa seperti Inggris melonjak drastis. Namun pesatnya perkembangan teknologi saat itu juga diimbangi kesenjangan ekonomi. Hal ini dikarenakan orang-orang yang mempunyai modal dan alat produksi atau teknologi memperoleh keuntungan yang sangat tinggi. Sedangkan orang-orang yang tidak mempunyai modal dan alat produksi hanya patuh serta menuruti aturan yang diciptakan oleh pemilik modal. Mereka yang tidak mempunyai modal ataupun alat produksi terpaksa menjadi buruh bagi pemilik modal. Â Â
Hal inilah yang menjadi landasan komunisme tercipta. Pemilik modal diartikan sebagai bourjuisme, sedangnkan kaum yang tidak mampu mempunyai istilah proletar. Inti dari ideologi tersebut berasal dari kata communal yang berarti milik bersama. Dalam konsep ini, Karl Marx menggagas bahwa teknologi diharuskan dimiliki dan dinikmati bersama. Sehingga ia mencetuskan perlawanan kelas dan masyarakat tanpa kelas. Perlawanan ini sebagai langkah awal dalam menaikkan derajat para buruh.  Dari konsep inilah banyak negara-negara memakai ideologi tersebut. Â
Inilah bayangan para masyarakat Indonesia bahwa penganut Komunisme adalah orang-orang yang tidak bertuhan. Namun dari cikal bakal Uni Sviet inilah banyak negara-negara yang menganut Komunisme seperti China, Kuba, Vietnam, dan masih banyak lagi. Di Indonesia sendiri juga terdapat paham komunisme yang dipelopori Henk Sneevliet dibawah kelompok Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Ideologi tersebut juga dianut oleh salah satu tokoh dalam kemerdekaan Indonesia yaitu Tan Malaka.Â
Namun Ir. Soekarno pada saat itu tidak menganut penuh ideologi Komunisme secara penuh.  Ia berpendapat bahwa tidak semua orang dinusantara menjadi buruh. Dalam buku biografi yang berjudul Soekarno yang ditulis oleh Cindy Adam bahwa bukan hanya buruh yang ditindas oleh sistem, melainkan orang yang memliki alat juga bisa menjadi orang yang tertindas. Hal ini dikarenakan ketika ia berbincang dengan petani mengatakan mereka mempunyai alat dan tanah untuk hidup tetapi tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya. Dari sanalah ia mencetuskan ideologi Marhaenisme bahwa masyarakat Indonesia harus mandiri karena Indonesia kaya akan sumber daya. Â
Dari ideologi ini sebagai salah satu pembentuk dasar negara kita yaitu Pancasila. Namun pembahasan ini tertuju terhadap komunisme seperti yang diawal. Banyak negara yang menganut sistem komunisme yang juga dipakai oleh salah satu partai di Indonesia yaitu PKI. Namun seiring perjalan waktu banyak negara yang berideologi runtuh. Mungkin pembaca sudah bisa menebak mengapa dan siapa dalang dari hancurnya negara yang menganut ideologi Komunisme. Â Â
Sehingga banyak negara yang dulunya berbasis Komunisme menjadi Penganut Ideologi Liberalisme. Liberalisme sebagai pandangan terhadap kebebasan individu dalam konteks sosial, ekonomi dan agama. Kebebasan inilah yang menjadi dasar banyaknya perusahaan baru ataupun yang sudah lama membentangkan sayap keberbagai negara. Tujuannya dari pasar bebas sendiri untuk meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Di Indonesia pun telah menjadi wadah dalam pasar bebas dikarenakan potensi alam yang cukup besar.
Dasar negara Indonesia saat ini yaitu Pancasila merupakan sebuah dasar yang sudah mencakup dasar-dasar kemanusian. Tidak seperti Komunisme yang befokus pada buruh dan masyarakat tanpa kelas, Pancasila merupakan dasar yang sangat kompleks. Namun hal itu tergantung dari manusia itu sendiri. Ideologi diciptakan untuk tujuan yang baik, namun banyak oknum yang bermain dalam aturan negara untuk mencapai tujuan tertentu.Â
Opini Oleh:
Sardo Sinaga
29 September 2020