Mohon tunggu...
Fransiskus Sardi
Fransiskus Sardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lulus dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Filsafat

Follow ig @sardhyf “Terhadap apa pun yang tertuliskan, aku hanya menyukai apa-apa yang ditulis dengan darah. Menulislah dengan darah, dan dengan begitu kau akan belajar bahwa darah adalah roh” FN

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ulang Tahun dan Sepak Bola Anak Manusia

30 September 2021   00:21 Diperbarui: 30 September 2021   00:43 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar bola dari Intenet, Detikcom

22 Anak Manusia di Lapangan Hijau

Sebagai penggemar sepak bola, seperti Maun Ado dan Eja Kevin, saya selalu melotot di layar laptop, tv atau handphone setiap kali ada pertandingan sepak bola. 

Menonton pertandingan sepak bola, terlebih tim favorit, adalah sebuah hobi yang selalu saya jalani. Sejak saya bisa melihat dan tahu berpikir, pertandingan Barcelona selalu saya tonton. 

Messi bermain di tim mana pun saya juga akan ikut menontonya. Saya tidak ingin berbicara banyak tentang Messi di sini. Akan ada episode lain tentang The Real GOAT of Football. Hhh..

Seperti yang dikatakan oleh khalayak ramai, sepak bola bukan sekadar permainan. Selalu ada drama, selalu ada tautan menuju aspek yang lain dalam kehidupan manusia. 

Sepak bola bukan hanya tontonan yang mempertemukan 22 anak manusia di atas lapangan hijau, tapi sepak bola adalah cerita tentang kehidupan bumi manusia.

Dok. Pribadi, Maun Ado
Dok. Pribadi, Maun Ado

Saya senada dengan Romo Sindhunata, dalam buku Air Mata Bola yang menegaskan, bahwa tidak ada perhelatan apa pun yang bisa menyedot perhatian massal umat manusia selain sepak bola. Dalam bahasa modern, sepak bola selalu menempati rating teratas.

Tua, muda, lelaki, wanita, hampir semuanya menyaksikan olahraga paling populer di dunia. Sepakbola memang sangat kaya dengan berbagai aspek kehidupan. 

Tak heran jika sepak bola juga bisa menjadi sumber refleksi dan permenungan. Dikuras bagaimanapun sepak bola akan selalu meninggalkan wilayah yang tak akan habis ditimba.

Sepak bola akhirnya menyisakan sebuah misteri yang tak mudah dipahami. Mungkin itu sebabnya sepakbola mendekati sebentuk religiositas yang oleh sebagian orang dikritik sebagai menggantikan dan mengkhianati keagamaan. 

Patut dibaca oleh wartawan, pemain dan pelatih sepakbola, olahragawan, pembina olahraga, pecandu sepakbola, manajer perusahaan, pejabat pemerintah, dan siapa saja yang ingin mencari dan menemukan ispirasi dari sepakbola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun