Mohon tunggu...
Sara Sindy Prawita Hutapea
Sara Sindy Prawita Hutapea Mohon Tunggu... STT Ekumene medan

futsal dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekuatan Kenangan Mama

2 Juli 2025   09:01 Diperbarui: 10 Juli 2025   19:14 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Contoh mengambarkan seorang Sara merenung sosok ibu yang sudah berpulang  di perahu kecil didanau toba)

Mentari Senja Menggoreskan Warna Oranye di atas Permukaan Danau Toba. Angin Lembut membawa Aroma Wangi dari tanah basah dan Bunga Kamboja. Di sebuah Perahu Kecil, seorang Wanita Muda bernama Sara duduk Merenung.

Ia memandangi Refleksinya yang tampak di Air yang tenang. Refleksi itu terlihat samar, seperti Mimpi yang nyaris Menghilang. Sara baru saja kehilangan Mamanya, seorang Mama yang baik dan Sabar di Rumahnya. 

Mamanya adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam Hidupnya. Mamanya Mengajarkannya banyak hal, mulai dari Menjalani Hidup dengan Penuh Kesabaran, Kekuatan dan Ketulusan dalam Kehidupan ini. 

Kehilangan Mamanya membuat Sara Merasa Kosong. Ia Merasa Kehilangan Arah, Kehilangan Pegangan. Ia datang ke Danau Toba untuk mencari Ketenangan. Ia berharap bisa menemukan kembali Kedamaian Batin yang telah lama Sirna.

 Ia duduk di Perahu Kecil, membiarkan Air Danau mencuci Jiwanya. Namun, Ketenangan yang dicari belum juga tiba. Bayangan Mamanya terus Menghantui Pikirannya. Ia Teringat Senyum Hangat Mamanya, Nasihat-nasihat Bijak dan Perhatiannya. 

Ia merasa sangat Kehilangan. Tiba-tiba, Ia melihat sesuatu yang Mengapung di Permukaan  Danau. Ia mengambilnya. Itu adalah Baju Kesayangannya. Baju itu masih beraroma Wangi, seperti bau Tubuh Mamanya. 

Sara tahu bahwa itu adalah Baju Kesayangan Mamanya sebelum berpulang. Sara Memegang Baju tersebut dengan Lembut. Ia Merasakan Kehangatan dan Kekuatan yang terpancar dari Baju tersebut. 

Ia Menyadari bahwa Baju Kesayangan Mamanya, tetapi juga Nilai-nilai Kehidupan yang telah ditanamkan dalam dirinya. Ia harus seperti Mamanya yang selama Mamanya Hidup Mamanya tiap pagi selalu berdoa Pribadi setiap hari kepada Tuhan. 

Dengan perlahan, Sara mulai berdoa Pribadi setiap hari. Ia selalu dengan Kesabaran, Kekuatan, dan ketulusan, mengingat kembali nasihat-nasihat Mamanya.  

Ia merasa bahwa Mamanya masih bersama Dirinya, Memberikan Kekuatan dan Semangat. Bayangan di Danau Toba kini tidak lagi Menakutkan. Bayangan  itu telah bertransformasi menjadi sebuah Inspirasi, sebuah Kekuatan yang Mendorongnya untuk terus maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun