Mohon tunggu...
Ryan Sara Pratiwi
Ryan Sara Pratiwi Mohon Tunggu... -

Small kid with a big bag...

Selanjutnya

Tutup

Nature

Iklan Layanan Masyarakat (ILM) sebagai Pendekatan Lingkungan

1 Maret 2015   22:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18 5194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I'm a hungry planet, I had the blueest seas. All the people kept chopping down all my finest trees. Poisening my oxygen, diggin' in my skin. Takin' more out of my earth than they'll ever put back in. I'm a hungry planet (Hungry Planet by The Byrds).

Betapa laparnya planet bumi ini, ketika banyak ekspoitasi yang merusak lingkungan tengah gencar terjadi. Lagu tersebut, sengaja dibuat sebagai bentuk pendekatan terhadap masyarakat dunia untuk tahu bagaimana daruratnya kondisi planet ini. Ketika manusia mengambil ikan di laut dengan ranjau. Ketika pohon-pohon mulai ditebang dan dijadikan bahan industri. Dan, ketika kendaraan bermotor tak lagi ramah lingkungan yang mengotori oksigen. Semua seharusnya sudah menjadi tanggung jawab manusia. Tetapi, manusia tidak melakukan apapun dan memilih untuk terus mengeluh karna banyak bencana alam. Seakan-akan alam atau lingkungan yang menjadi penyebab bencana. Mereka dikambing hitamkan.

Sudah semakin banyak persoalan mengenai lingkungan, tetapi kesadaran manusia akan lingkungan masih kurang. Pada akhirnya, banyak pendekatan-pendekatan yang dibuat untuk mengembalikan kesadaran tersebut. Komunikasi lingkungan mencoba untuk melakukan pendekatan tersebut dengan cara-cara seperti, iklan layanan masyarakat, lagu-lagu, kampanye (rethoric) dan membuat beragam bentuk poster “Save the Environment”. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) pada dasarnya digunakan sebagai bentuk informasi publik dengan cara membujuk dengan meggunakan pendekatan media massa, yang memiliki kemampuan secara efisien dan berulang kali menembus target jumlah populasi yang besar (Bator & Cialdini, 2000: 527).

Berdasarkan penelitian sebelumnya, Mendelsohn (1973)  (dalam Bator & Cialdini, 2000: 528) menemukan bahwa, kampanye informasi publik memiliki probabilitas yang relatif tinggi akan sukses jika:

1.Pengembang kampanye berasumsi bahwa sebagian besar penonton cenderung hanya sedikit tertarik pada pesan yang disampaikan.

2.Tujuan yang ingin dicapai terhadap penerima pesan telah ditetapkan (misalnya, pengembang merasa yakin bahwa paparan pesan sederhana akan menyebabkan informasi yang diinginkan dapat membujuk dan bahkan mengubah perilaku).

3.Target audiens yang diselidiki secara menyeluruh dalam hal demografi, gaya hidup, nilai-nilai, dan kebiasaan media massa. Mendelsohn juga menjelaskan tiga kampanye informasi yang sangat sukses karena masing-masing dirancang dengan mencerminkan kerja sama yang erat antara para ilmuwan sosial dan spesialis komunikasi.

Atkin & Freimuth (1989) (dalam Bator & Cialdini, 2000: 528) menyediakan sebuah panduan langkah-langkah untuk mendukung evaluasi penelitian dalam rancangan kampanye. Isi dalam evaluasi tersebut harus menjawab pertanyaan mengenai perilaku dan kebiasaan audiens terlebih dahulu, setelah itu mengevaluasi ke efektifitasan dan pelaksanaan rancangan-rancangan selama kampanye sedang berlangsung maupun sesudah kampanye berlangsung (Flay & Best, 1982; Flay & Cook, 1989) (dalam Bator & Cialdini, 2000: 528).

ILM sebagai media penyampaian pesan, memiliki faktor-faktor dalam penyampaian pesan. Terdapat beberapa aspek penting dalam pesan seperti sumber pesan (usia, gender, status sosial-ekonomi, etnis, kredibilitas, daya tarik), faktor-faktor pesan (gaya pengiriman, panjang pesan, pengulangan pesan, kecepatan menyampaikan pesan, dan kejelasan dalam penyampaian pesan), faktor saluran (televisi, radio, koran atau majalah, serta faktor saluran lain yang spesifik dalam hal ini, faktor penerima (usia, pendidikan, gender, gaya hidup) dan terakhir adalah target perilaku yang menjadi tujuan dari komunikasi atau yang dikenal sebagai faktor tujuan dalam perubahan jangka panjang, mencoba untuk mendorong perilaku baru atau menghentikan perilaku yang sekarang (Bator & Cialdini, 2000: 529).

Ada beberapa tanggapan secara berurutan yang seluruhnya dianggap perlu jika komunikasi terjadi dalam bentuk praktis. Sebagai contoh, publik harus memiliki kontak dengan pesan yang diterima dan publik juga telah terkena pesan tersebut, memperhatikan pesan, menyukai pesan tersebut, mengerti dan mempelajari dari konten pesan, setuju dengan pesan yang disampaikan, menyimpan informasi dan dapat diakses kembali dan kemudian dapat membuat keputusan berdasarkan pesan yang diterima (Bator & Cialdini, 2000: 529). Karena ketika pesan berbentuk sederhana dan praktis, audiens dapat dengan mudah memahami pesan. Kemudian, pesan secara efektif dapat mendorong audiens untuk sadar terhadap masalah lingkungan yang sedang di kampanye kan.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa teori persuasif yang diterapkan dalam iklan layanan masyarakat dapat  merubah pandangan serta cara berperilaku masyarakat terhadap alam. Karena ILM menjadi sarana teori persuasif yang inovatif. Mungkin orang-orang akan sangat malas ketika dihadapkan dengan buku-buku. Tetapi, melalui iklan masyarakat yang sederhana dalam bentuk poster atau video akan lebih mudah mepersuasi audiens. Berikut ini adalah contoh iklan layanan masyarakat yang dibuat sebagai bentuk kesadaran terhadap lingkungan.



Sumber: http://syarline.deviantart.com/art/ILM-STOP-Illegal-Logging-188700607

Dalam poster iklan layanan masyarakat tersebut, kita di ingatkan untuk tetap menjaga pohon-pohon di hutan dari penebangan ilegal. ILM tersebut tidak hanya berpesan “Jangan jadikan hutan menjadi dongeng bagi anak cucu kita” saja. Tetapi, hutan merupakan unsur terpenting bagi kita manusia untuk tetap bertahan hidup. Tanpa hutan, kita tidak akan merasakan nikmatnya menghirup dan merasakan udara segar. Hutan memiliki beberapa manfaat sebagai sumber daya alam yang secara umum telah terbagi ke dalam bentuk sebagai berikut (Zain,

1997) (dalam Rahmawaty, 2004: 2):

a. lahan pertanaian

b. hutan dengan aneka ragam hasilnya

c. lahan alami untuk keindahan, rekreasi atau untuk penelitian ilmiah

d. perikanan darat dan laut

e. sumber mineral bahan bakar dan non bahan bakar

f. sumber energi non-mineral seperti: panas bumi, tenaga surya, angin,

sumber tenaga air, gelombang pasang.

Selain sebagai sumber daya alam yang menunjang kehidupan manusia, hutan juga memiliki fungsi-fungsinya dalam suatu pembangunan di planet bumi ini. Menurut kebijakan umum pembangunan kehutanan dalam Pelita VI dituangkan di dalam GBHN 1993, bahwa hutan sebagai salah satu penentu ekosistem, pengelolaannya ditingkatkan secara terpadu dan berwawasan lingkungan untuk menjaga dan memelihara fungsi tanah, air, udara, iklim dan lingkungan hidup serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat (Rahmawaty, 2004: 3).

Kemudian, adapula salah satu contoh iklan layanan masyarakat yang mengusahakan terbentuknya kesadaran masyarakat dalam upaya konservasi lingkungan, seperti berikut:

14251988691188298651
14251988691188298651


Sumber: http://ayuprint.co.id/wp-content/uploads/2013/09/47-Contoh-Desain-Poster-Keren-dan-Unik-2.jpg

Compost! ... Recycling the way nature meant it to be. Slogan yang cukup menggertak dan berusaha mengingatkan kita untuk mendaur ulang sampah-sampah organik sebagai pupuk tanaman.

Daftar Pustaka:

Bator, R. J. and R. B. Cialdini. (2000). "The application of persuasion theory to the development of effective proenvironmental public service announcements." Journal of Social Issues 56(3): 527-541.

Rachmawaty. (2004). Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara:Hutan, Fungsi dan Peranannya Bagi Masyarakat, 2-3.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun