Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pelukan Mesra, Hanifan Satukan Dua Tokoh yang Tercabik

1 September 2018   07:39 Diperbarui: 1 September 2018   15:41 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpelukan (dokpri)

Keberanian atau tengilnya kekasih pesilat putri Pipiet Kamelia ini patut diacungi seribu jempol. Pasalnya usai merebut medali Emas dari cabang olahraga pencak silat putra turun di nomor putra kelas C 55-60 kg.  Hanifan Yudani melakukan selebrasi kebahagiaan diluar ekspektasi kita semua.

Sembari berlari mengibarkan bendera merah putih, dia mengitari arena pertandingan dan berlari menghampiri orang nomor satu di Indonesia, satu persatu Hanif salamin, bahkan calon suami Pipiet ini memeluk Presiden IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) Prabowo Subianto dan memeluk Presiden Joko Widodo di Padepokan Pencak Silat TMII, Rabu (29/8/2018).

Tak berhenti disitu, aksi Hanifan menyatukan Prabowo dan Jokowi dalam pelukan mesra membuat netizen beramai-ramai memberitakan berbagai komentar atas kethengilan Hanif. 

Dalam waktu sekejab artikelnya memenuhi berita online. Berbagai judul Hanif berpelukan bersama dua tokoh yang selama ini konon berseberanangan, nyatanya sukses menyatukan keduanya. Walhasil, berbagai media memanfaatkan moment langka teesebut sebagai artikel utama. 

Pantaslah kiranya Hanif dituding sebagai sosok pemersatu dua sosok penting ini. Tingkahnya sepadan akan raihan medali emas usai mengalahkan wakil Vietnam, Thai Linh Nguyen, dengan skor 3-2. Dalam pertarungan tiga ronde itu, jurus-jurus yang dilancarkan Hanifan berhasil membuatnya meraih pundi-pundi poin.

Sebelumnya kontingen pencak silat Indonesia di Asian Games 2018. Keping emas berhasil didapat oleh Pipiet Kamelia yang tak lain kekasih dari Hanif. Pipiet berlaga di nomor putri kelas D 60-65 kg.

Bertanding di Padepokan Pencak Silat TMII, Rabu (29/8/2018), Pipiet sukses merengkuh medali emas usai mengalahkan wakil Vietnam, Thi Cam Nhi Nguyen, dengan skor 5-0. Dalam pertarungan tiga ronde. Atas keberhasilan Pipiet ini, pencak silat membuat Indonesia semakin kokoh di posisi empat klasemen Asian Games 2018 menorehkan sebanyak 30 medali emas.

Bahkan, gara-gara ketangguhan tim pencak silat Indonesia, membuat atlet Pencak Silat asal Malaysia berbuat tidak terpuji dengan merusak fasilitas ruang ganti padepokan pencak silat TMII. Dia melakukan ini lantaran merasa kesal atas kepemimpinan juri. Setidaknya sebagai atlet pencak silat selayaknya menjunjung tinggi sportivitas. Kalau menang berprestasi, kalau kalah jangan frustasi.

Menang kalah dipertandingan sekelas Asian Games 2018 jaga sportivitas. Alangkah kerdilnya tingkah atlet pencak silat asal negeri jiran ini. Anda tidak pantas menyandang atlet pencak silat. Sebab pencak silat itu mengajarkan jiwa Satria.

Kita tinggalkan kekerdilan atlet pencak silat Malaysia, lebih berbobot membahas keberhasilan Hanifan. Sapu bersih medali atlet pencak silat setidaknya keberhasilan Presisen Pencak Silat dan keberhasilan seluruh bangsa Indonesia. Gunakan keahlian silat kalian untuk meraih prestasi, bukan sensasi yang justru menjatuhkan nama baik perguruan pencak silatnya sendiri.

Pelukan ala Teletubbies Hanifan terhadap Presiden Jokowi dan Presiden Pencak Silat Prabowo Subianto menandakan bahwa kedua tokoh ini tidak mempunyai masalah. 

Perselisihan memicu permusuhan mencuat ke permukaan akibat ulah segelintir oknum dari bawah, yang kasak kusuk mencari kambing hitam menghendaki kedua kubu saling membenci, saling memaki hingga pecah kongsi.

Maklum di panggung politik juga ada fans Jokowi ada juga fans Prabowo. Namun berkeliaran haters Prabowo maupun haters Jokowi. Fenomena fans dan haters inilah yang membuat perseteruan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden selalu menjadi "abadi".

Entah apa yang ada di pikiran pesilat Hanifan Yudani Kusumah. Berkat, ulahnya merekatkan yang terkoyak bagai oase di gurun pasir. Lawanlah api dengan air, itu kata-kata tepat buat menyatukan panasnya perseteruam panggung politik.

Dalam realita politik, semua kata-kata, wacana dan energi menjadi amunisi untuk menggulingkan lawan politik. Apapun yang dilakukan lawan politik selalu salah. Semakin  busuklah watak berpolitik di negeri ini. Politikus asal Amerika Serikat, Hubert Humphrey (1911-1978) mengatakan,  "berbuat salah itu manusiawi, namun menyalahkan orang lain itu adalah (watak) politik."

Pelukan mesra Hanifan menyatukan dua negarawan paling berpengaruh di negeri ini setidaknya menyejukkan panasnya suhu pertarungan menuju Presiden dan Wakil Presiden 2019. Dalam hal ini berlaku prinsip, musuh yang pintar akan lebih menolong dari pada teman yang bodoh dan lawan yang jujur lebih bermanfaat dari pada kawan yang culas. 

Hanifan tahu, bahwa untuk terkenal itu melalui prestasi bukan sensasi, pasti akan indah pada waktunya. Berpelukan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun