Mohon tunggu...
Sarah Khoerunnisa
Sarah Khoerunnisa Mohon Tunggu... seorang Mahasiswa

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik UPI Kelompok Kecil 116 Desa Kertamukti Menyumbangkan Sumber Daya Manusia untuk Membantu Kegiatan Operasional Bank Sampah Baraya

20 Agustus 2022   07:15 Diperbarui: 20 Agustus 2022   07:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Isu mengenai sampah saat ini sudah menjadi isu global. Yang mana masalah ini bukan hanya dialami oleh Indonesia saja, tetapi sudah mengglobal. Karena  permasalahan sampah ini adalah permasalahan yang sangat dekat dengan kita dalam kehidupan sehari-hari, karena sadar atau tidak, setiap hari pasti ada saja sampah yang dihasilkan. Dan permasalahan sampah ini masih belum diatasi sepenuhnya dengan pengelolaan yang baik. Atas dasar ini, sampah menjadi perhatian khusus bagi sekelompok individu yang menyadari bahwa sampah yang dibuang begitu saja dan menumpuk lalu menjadi masalah, bisa menjadi berharga dan bernilai jual. Hal inilah yang menjadi dasar pembentukan bank sampah baraya.

Pengurus bank sampah Baraya ini ingin menyadarkan masyarakat, bahwa sampah yang dibuang ke sungai begitu saja itu bisa bernilai. Apalagi, menurut data yang didapat dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional tahun 2021, sampah yang ditimbulkan oleh negara kita saja adalah sebesar 16,585,000.96 ton/tahun. Bayangkan jika tidak ada pihak yang sadar akan sampah yang terus menumpuk, akan berapa banyak lagi sampah yang akan dihasilkan? Ditambah lagi, di desa tempat bank sampah ini tidak terjangkau oleh truk pengangkut sampah. Jadi dipastikan akan banyak sampah menumpuk jika sampah tidak dikelola dengan baik.

Tentunya kita sudah mengetahui dampak buruk jika sampah terus menerus menumpuk, selain mengganggu keindahan, penumpukan sampah juga berdampak pada pencemaran tanah, air, dan juga udara. Jika semua sudah tercemar, maka penyakit seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), gangguan pernapasan, tenggorokan kering, batuk-batuk, diare, dan gatal-gatal akan berdatangan Padahal jika warga dapat memanfaatkan bank sampah dengan baik, kita amat sangat bisa menekan timbulan sampah tersebut. 

Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2022 ini mengadakan Kuliah kerja Nyata yang masih dilaksanakan seperti 2 tahun sebelumnya, yaitu secara daring, dengan mengambil tema Sustainable Development Goals Desa. kelompok 116 mendapat tema Konsumsi dan Produksi Desa, yang mana sub tema dari tema besar ini sangat cocok dengan keberadaan Bank Sampah Baraya ini. Setelah kelompok kecil kami melakukan survei dan silaturahmi dengan pengurus bank sampah baraya yang dilakukan pada hari Sabtu, 16/07/2022, salah satu dari dua pengurus yang kami temui berbicara dalam bahasa sunda bahwa

"Kalo secara kepengurusan, bank sampah ini sudah lengkap, dari mulai ketua, sekretaris, bendahara, dan yang lainnya. Tetapi, yang bertahan sampai saat ini hanya kita berdua" ujar A Gilang.

Atas dasar tersebut, kelompok kecil 116 membuat program kerja optimalisasi bank sampah, yang mana tujuan dari program kerja ini, diharapkan bahwa peserta KKN UPI di Desa Kertamukti ini dapat membantu baik secara operasional maupun administrasi. Hal tersebut direalisasi dengan keikutsertaan peserta KKN dalam kegiatan rutin Bank Sampah Baraya yang dimulai pada tanggal 23/07/2022 dengan mengumpulkan sampah dari nasabah Bank Sampah Baraya. Peserta KKN membantu untuk merapikan, menimbang, dan mengangkut sampah. Dilanjutkan dengan membersihkan sampah yang didapat, lalu kemudian di jual. Dan kegiatan terakhir yaitu kegiatan administrasi. 

Selain membantu kegiatan operasional dan administrasi, peserta KKN UPI juga melakukan sosialisasi akan pentingnya memilah sampah untuk lingkungan, dan nilai ekonomis sampah dengan mengirimkan sampah rumah tangga ke Bank Sampah. Kegiatan ini dilakukan peserta KKN untuk kembali mengingatkan masyarakat akan eksistensi Bank Sampah Baraya, yang karena penggantian pengurus menyebabkan berkurangnya nasabah. 

Dengan mengetahui kenyataan di masyarakat tentang pengolahan sampah yang masih kurang optimal, peserta KKN Tematik UPI berharap bahwa dengan adanya bank sampah ini bisa menjadi salah satu solusi untuk sampah yang dihasilkan oleh sektor rumah tangga. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun