Mohon tunggu...
Sarah Amijaya
Sarah Amijaya Mohon Tunggu... -

wanita biasa yang ingin menjadi sholehah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

-Ku Cari Kejakmu.... Ku Temukan Kisahmu-

22 Juni 2011   01:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:18 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awal keberadaanku sebagai salah satu seorang “Fesbuker” hanya punya satu alasan: Menemukan orang yang ingin sekali kutemukan. Just It, not the others and others….!!! Karena dari Rumor yang kudengar Fb bisa menghubungkan kita dengan orang-orang yang sudah lama terpisah sekalipun, tidak ada salahnya mencobakan???

Hingga detik ini aku punya ratusan teman …(dari teman lama sampai teman baru) di akun fesbukku tapi, tak satupun dari mereka adalah orang yang benar-benar ingin aku temukan.

Saat aku memutuskan menulis sepenggal kisah inipun aku punya harapan, meski aku belum menemukanmu, semoga nasib baik sudah terlebih dulu menemuimu…dan semoga kebahagiaanmu menjadi segelas penawar atas semua rasa bersalahku untuk semua yang telah terjadi…

Teruntuk sahabatku….

2001

Pertama kali aku menjejakkan kaki di kampus tercintaku…(.salah satu universitas swasta Di Jogjakarta) dan bertemu denganmu. Entah bagaimana awalnya engkaupun selalu mengikutiku kemana-mana selain karena kita sekelas engkaupun ikut bergabung di beberapa organisasi yang kuikut, mmmm mungkin juga karena aku yang mengajakmu (aku lupa). Tak banyak waktu terbuang apalagi dengan aktivitasku yang tergabung di beberapa organisasi intern dan ekstern kampus. Yang kuingat, tahun pertama kita lalui dengan banyak canda tawa…engkau yang labil…penuh emosi…sungguh tak pernah terbayangkan bagiku akan berkawan dekat dengan orang sepertimu…hidupmu bagai di sinetron yang sering aku tonton di TV. Dari Pernikahan beda agama kedua orangtuamu….perceraian mereka….temen-temenmu dulu….dan juga gaya hidupmu…tapi bagimu itu hal lumrah yang kau jalani. justru bagimu hidupku yang datar dan biasa2 inilah yang seperti  dalam sinetron (katamu…) ya mungkin kita menonton sinetron yang berbeda hehehe…

Kita masih tak terpisahkan…teman-teman sekampus rasanya hampir semua mengenal kita sahabat yang seperti saudara kembar kata mereka. Dan kurasa kita memang sangat dimanja oleh abang-abang dan mba-mba kita( senior di organisasi mahasiswa dimana kami bergabung).

Sampai pada akhirnya aku memutuskan menggunakan jilbab…aku pikir semua tak berubah. Pergaulanku semakin luas….pengetahuanku terus bertambah.Konsekuensi dari jilbabku aku terpacu untuk semakin mengenal agamaku…agama kita. Akupun beberapa kali keluar masuk “kelompok pengajian” dari yang aneh sampai yang tak masuk akal ckckck…

Sampai suatu hari kau mengatakan ingin mengenakan jilbab juga…betapa senang hatiku. Dan Kaupun meminta untuk bisa mengucapkan syahadat secara resmi….tak terbayang suka cita yang kurasakan.Dengan dibimbing ustad disaksikan teman-teman dekat kita aku mendampingimu mengucapkan 2 kalimat syahadat. Engkau yang pingsan ketika itu….engkau yang begitu rapuh….entahlah…aku tak bisa berpikir banyak.

Hari-hari kembali normal ya, semuanya makin mendekatkan kita bahkan ketika aku bertemu seseorang yang kuinginkan menjadi pasangan hidupku. Ia mengajariku banyak hal dan merekomendasikan sebuah kelompok pengajian yang insyaallah benar-benar syar’i dan benar…

Engkau yang begitu mendukungku, canda-candamu dan impian kita untuk menikah dini bersama-sama. Sampai suatu hari datanglah seorang gadis dan suami bulenya, temanmu dari masa lalu….kau tak membiarkanku untuk menemui mereka, katamu  temenmu itu penasaran ingin bertemu denganku yang bisa merubahmu sampai jadi seperti saat itu ( padahal aku tak merasa melakukan apa-apa semua terjadi begitu saja). Aku tak begitu mengerti apa yang terjadi selanjutnya yang kutau kau datang sambil menangis membawa kabar bahwa temanmu telah meninggal karena menenggak obat nyamuk???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun