Mohon tunggu...
sarah mustikabarokah
sarah mustikabarokah Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Indonesia dengan Tri Pusat Pendidikan

25 Februari 2020   17:10 Diperbarui: 25 Februari 2020   18:17 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap perubahan kurikulum, akan diikuti oleh penyesuain di satuan pendidikan dalam pembelajaran. Namun, hal tersebut janganlah hanya menjadi framing yang indah. Usaha sekolah dan pemerintah untuk memajukan pendidikan tidak akan berhasil jika keluarga dan masyarakat tidak ikut bergerak dan merubah mindset tentang pentingnya mendorong anak sekolah, belajar dan perbaikan akhlak sebagai bekal kehidupan di abad 21. 

Tri pusat pendidikan diibaratkan seperti roda becak, jika hanya satu roda yang berputar namun dua roda lainnya diam maka penumpang tidak akan pernah sampai tujuan. 

Begitu juga, jika sekolah saja yang mengupayakan perubahan pendidikan menuju abad 21 namun tidak ada dukungan dari orang tua dan masyarakat maka siswa tidak akan berhasil mencapai visi pendidikan di abad 21. Bisa dibayangkan, jika hal tersebut berlangsung secara massive maka kurikulum hanya menjadi framing.

Berdasarkan data terbaru siswa kemdikbud tahun 2020, jumlah siswa indonesia 45.465.828 dan jumlah guru 2.720.425 yang diselenggarakan di 218.746 sekolah. 

Rasio perbandingan jumlah guru dan siswa yaitu 1:17. Melihat rasio perbandingan yang masih dalam tahap normal, Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk lebih maju dalam pendidikan. Salah satu kunci yang mendukung keberhasilan pendidikan yaitu koherensi antara tri pusat pendidikan. 

Sekolah dengan guru sebagai penggerak perubahan memberikan pembelajaran student center, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membangkitkan rasa percaya diri, menggali potensi, menyiapkan menjadi manusia yang mampu bermasyarakat dengan iman dan taqwa, menemukan inovasi teknologi serta mampu menyelesaikan tantangan di abad 21. Semua hal tersebut, tidak akan bisa diselesaikan tanpa adanya dukungan dari keluarga dan orang tua. 

Sekolah memang tempat untuk menimba ilmu tapi bukan satu-staunya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Keluarga merupakan tempat pendidikan anak pertama sebelum ke sekolah, tentu saja peranan keluarga batih menjadi pondasi yang utama dalam pembentukan karakter dan kepribadian siswa. 

Jika pendidikan hanya berhenti di sekolah dan keluarga tidak memiliki kepedulian untuk melanjutkannya di rumah baik secara moral maupu akademik, maka sistem terputus dan hanya akan on jika anak kembali ke sekolah.

Keberhasilan pendidikan di negara maju, salah satunya mendapatkan dukungan dari keluarga untuk mendorpng anaknya bersekolah, menemukan passionnya serta mendukung kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk kemajuan bangsa dan negara. 

Betapa beratnya beban yang harus ditimpakan kepada sekolah terutama guru jika pendidikan anak hanya berhenti di sekolah sedangkan keluarga menyerahkan begitu saja tanggung jawab pendidikan ke sekolah. 

Keluarga juga yang akan membentuk bagaimana karakter anak dalam menghadapi kehidupan, pandangan tentang kesuksesan dan kegagalan. Oleh karena itu, sebaiknya keluarga di Indonesia dibekali dengan ilmu pengetahuan tentang parenting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun