Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen Tutor

Menuang Ide, Merangkai Rasa, Merawat Jiwa ✨

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Food Vlogger, Reviewer, Critics: Beda Peran tapi Punya Satu Prinsip Etika!

18 Maret 2025   22:58 Diperbarui: 19 Maret 2025   06:47 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber: Freepik/farknot

Fenomena sosial media memiliki ritme yang cepat dalam membawa hal-hal baru ke dalam kehidupan masyarakat. Misalnya saja setahun terakhir ini, mendadak banyak bermunculan kreator yang bergerak di bidang review makanan pada berbagai platform sosial media seperti YouTube, Instagram, dan TikTok

Namun, tren yang beberapa waktu ini muncul justru menunjukkan sisi lain dari kreator review makanan tersebut. Berbagai kontroversi satu per satu mulai muncul ke permukaan, seolah menjadi pertanda bahwa justru bidang review makanan ini bisa menjadi berisiko apabila tidak dilakukan dengan baik dan benar.

Jika kita tarik dari garis sejarah, sebenarnya di abad pertengahan hanya orang-orang yang berkuasa seperti raja dan bangsawan saja yang bisa menilai makanan dan dengan standar komponen penilaian yang tinggi. Apabila standar itu tidak terpenuhi atau bahkan buruk, maka hukuman berat pun bisa menimpa mereka yang berhubungan dengan proses pembuatan makanan tersebut.

Bangsawan Eropa juga memiliki sebuah kebiasaan seperti mengundang tamu untuk mencicipi hidangan yang mereka sajikan. Kemudian, para tamu tersebut nantinya akan memberikan sebuah ulasan dalam bentuk pujian atau kritik secara langsung.

Sajian makanan kala itu menjadi simbol prestise dan status sosial bangsawan-bangsawan Eropa. Di mana, mereka yang mampu mendapatkan pujian mengartikan bahwa mereka memiliki selera yang tinggi dan mampu menyajikan hidangan berkualitas. Tak sedikit juga bangsawan Eropa yang bahkan menjadikan makanan ini sebagai sebaga alat diplomasi dan politik.

Hingga akhirnya Food critics mulai muncul di Eropa terutama di wilayah Inggris dan Prancis sebagai sebuah profesi di dunia kuliner yang akan memberikan penilaian pada makanan secara detail dan menyeluruh.

Grimod de La Reynire (1758--1837) merupakan seorang penulis Prancis yang dikenal sebagai pelopor kritik makanan modern. Ia juga menerbitkan buku yang berjudul "L'Almanach des Gourmands" (1803--1812) dan dianggap sebagai panduan kuliner pertama di dunia dan berisikan ulasan tentang restoran, makanan, dan gaya makan di Paris.

Kemudian pada tahun 1900-an lahirlah Michelin Guide yang hingga saat ini setiap orang di dunia mengenal dan mengakui penilaiannya terhadap sebuah makanan. Michelin Stars saat ini juga menjadi sebuah standar tertinggi dalam kasta dunia kuliner dan siapa pun pasti akan penasaran dan ingin mencoba restoran-restoran yang menyandang predikat bintang tersebut.

Fenomena ini lebih lanjut lagi berkembang menjadi food critic namun dengan versi santai. Di mana pada tahun 1980-an hingga 2000-an, banyak majalah seperti The Newyork Times, The Magazines, dan GQ yang mulai membuat konten review restoran dengan pendekatan storytelling yang lebih engaging, santai, dan mudah dicerna oleh masyarakat luas.

Perbedaan Food Vlogger, Reviewer, dan Critics

Food Vlogger adalah sebutan bagi kreator yang membuat sajian video berupa storytelling dan hiburan tentang sebuah restoran atau makanan tertentu. Seorang food vlogger biasanya akan menampilkan suasana tempat makan yang mereka kunjungi, merasakan makannya, hingga menunjukkan reaksi spontan saat mereka menyatap makanan tersebut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun