Gadget menjadi perangkat yang dekat dengan kehidupan kita. Tua, muda, besar kecil semua akrab dengan perangkat komunikasi ini.Â
Dari gadget semua bisa kita dapatkan. Mulai dari teman, pengetahuan, hingga hiburan. Namun perangkat ini juga memiliki dampak negatif yang perlu dipertimbangkan.Â
Salah satunya yang paling berbahaya adalah gadget bisa menyebabkan kecanduan. Dan kecanduan gadget pada anak sungguh membahayakan. Dapat menimbulkan dampak berkepanjangan bahkan menyebabkan gangguan mental.
Beberapa dampak buruk yang timbul akibat kecanduan gadget pada anak yang pernah dilaporkan diantaranya adalah :
1. Gangguan Interaksi Sosial
2. Perilaku menarik diri dan kurang empati
3. Sulit berkonsentrasi dan malas belajar
4. Gangguan penglihatan, gangguan kecemasan, sulit tidur, dan obesitas
Tentunya efek negatif akibat kecanduan gadget harus dihindarkan. Diantaranya dengan membatasi penggunaan gadget pada anak.Â
Memang hal tersebut tidak gampang, namun tetap dapat diupayakan. Selain keluarga, masyarakat juga turut bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang positif agar anak tidak melulu bermain gadget
Kampung Lali Gadget, Jawab Persoalan Kecanduan Gadget
Adalah Achmad Irfandi, seorang lulusan magister pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Universitas Negeri Surabaya, yang memiliki kepedulian terhadap fenomena kecanduan gadget pada anak di daerahnya.
Dari pengamatan yang dilakukannya, banyak anak-anak di desanya yang lebih tertarik bermain gadget daripada berinteraksi dengan lingkungannya sekitarnya.
Menyadari hal ini Achmad Irfandi kemudian mencoba mencari ide dan solusi. Dan tercetuslah gagasan untuk mendirikan Kampung Lali Gadget (KLG) di desa Pagerngumbuk, Wonoayu, Sidoarjo pada tanggal 1 April 2018.
Kata "Lali" berasal dari bahasa Jawa yang artinya lupa. Jadi nama Kampung Lali Gadget berisi harapan agar anak-anak yang mengunjunginya lupa dengan gadget-nya dan lebih banyak berkegiatan di sana.
Aktivitas di Kampung Lali Gadget
Kampung Lali Gadget hadir sebagai ruang konservasi budaya, yang dirancang agar anak dapat bermain dan belajar dengan memanfaatkan permainan tradisional.
Melalui Kampung Lali Gadget, berbagai kegiatan positif dan edukatif digelar sebagai salah satu media pembentukan karakter.
Kegiatan yang ada di Kampung Lali Gadget terbagi menjadi beberapa tema. Ada tema air, pasir, daun, batu, dan juga tanah lapang. Â Setiap tema menawarkan permainan yang berbeda.
Sebagai contoh untuk daun, anak-anak diajak membuat mainan dari daun-daunan. Misalnya wayang dari pelepah daun singkong, atau mahkota dari daun nangka.
Untuk tema tanah lapang biasanya anak-anak diajak bermain petak umpet, gobag sodor, engklek, dan lain sebagainya.
Semua permainan dan wahana yang disediakan mengandung unsur edukasi dan memperkenalkan budaya lokal.Â
Di samping melayani pengunjung yang datang secara perorangan, Kampung Lali Gadget juga memberikan pendampingan kepada sekolah-sekolah yang ingin mengadakan kegiatan seperti  outbond ataupun training motivasi untuk siswa-siswanya.
Dalam menjalankan operasionalnya, Kampung Lali Gadget juga memberdayakan pemuda dan masyarakat sekitar, dengan terlebih dahulu memberikan pelatihan dan pendampingan.Â
Dengan demikian, diharapkan KLG tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga  pusat edukasi.
Fasilitas dan Infrastruktur di Kampung Lali Gadget
Semula Kampung Lali Gadget hadir untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar. Sehingga tidak ada biaya yang dikenakan untuk warga sekitar yang berkunjung ke sana.Â
Fasilitas awalnya pun seadanya. Dan biaya operasional yang dikeluarkan mengandalkan dari sumbangan atau donasi.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, Kampung Lali Gadget semakin dikenal luas. Sehingga perlu peningkatan fasilitas dan juga pelayanan.Â
Oleh karena itu tidak mungkin kalau hanya mengandalkan donasi. Kampung Lali Gadget harus memiliki sumber dana sendiri.
Sehingga pada tahun 2020, dibentuklah yayasan Kampung Lali Gadget. Dan berdasarkan kesepakatan, kegiatan di Kampung Lali Gadget harus berbayar, meskipun untuk warga lokal tetap digratiskan.
Uang dari peserta inilah kemudian yang digunakan untuk biaya operasional. Mulai dari sewa lahan, pengadaan properti dan perawatan, hingga membayar volunteer tetap.
Saat ini Kampung Lali Gadget memiliki fasilitas seperti balai pendopo sebagai pusat kegiatan, tanah yang luas untuk area permainan, lahan persawahan untuk bermain lumpur, kebun, dan juga kolam untuk tangkap lele.Â
Fasilitas yang dimiliki Kampung Lali Gadget ini sudah seperti fasilitas di desa wisata pada umumnya.
Penutup
Kehadiran Kampung Lali Gadget ini sudah pasti banyak memberi manfaat dan menginspirasi banyak pihak.Â
Sehingga tidak heran jika pada tahun 2021 Achmad Irfandi terpilih sebagai penerima SATU Indonesia Award ,untuk kategori Pendidikan.
Dia berharap apa yang dilakukannya melalui Kampung Lali Gadget ini bisa menjadi contoh daerah-daerah lain di Indonesia untuk melestarikan budaya lokal dan mengembangkan karakter melalui permainan tradisional, sekaligus sebagai upaya untuk menghadapi tantangan global.Â
Karena sesungguhnya dengan niat dan kesungguhan, masing-masing kita bisa menjadi agen perubahan.
#APA2025-KSB
3. https://www.radioidola.com/2021/mengenal-achmad-irfandi-penggagas-kampung-lali-gadget-di-sidoarjo/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI