Mohon tunggu...
Mr` PeKeN
Mr` PeKeN Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sekedar Pembaca Kompasiana dan Tinggal di www.sapeken.web.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Stand Up Comedy Academy Indosiar

6 November 2015   15:38 Diperbarui: 6 November 2015   16:48 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gue si jelas mengharapkan yang lahir dari Stand Up Comedy Academy Indosiar ini jadi yang beda, yang bagus dan yang lucu,” sambungnya.

Sekata dengan Raditya, Pandji memberikan pendapatnya tentang Stand Up Comedy Academy Indosiar di blog pribadinya. Baca di sini, baca juga komen-komen dibawahnya.

Dari babak 24 besar hingga 8 besar, aku sendiri mantengin SUCA terus. Memang ada beberapa hal yang patut dikritisi dari sudut padangku sendiri.

  1. Host. 3 host rasanya terlalu ramai. Andhika dan Gading sebenarnya sudah lebih dari cukup. Bukan Berarti menyepelekan Gilang.
  2. Juri. Overall semua juri baik juri tetap maupun tamu menurutku masih oke. Meski penempatan Soimah dan Eko kurang kompeten namun karena acaramya bersifat Entertaint ya masih bisa ditolerir lah. Namun juri yang terlalu show off memberikan kesan gimana gitu.
  3. Penjurian. Bumbu-bumbu komentar dari juri yang terlalu panjang menghilangkan poin Stand Up itu sendiri yang hanya 5 menit. Kalau komentarnya masih berkaitan dengan materi maupun komika mungkin tidak jadi masalah, tapi kalau sudah melebar kemana-mana bahkan sampai kepada tahap bullying yang dikemas komedi, akan menghilangkan kesan Stand Upnya.
  4. Materi. Konon Stand Up itu dilatar belakangi oleh keresehan-keresahan komika dalam menyikapi banyak hal. Namun, di SUCA saya masih belum melihat hal itu. Hanya ada beberapa komika yang menyelipkan keresahan mereka terkait dengan latar belakang asal mereka. Selebihnya absurd dan dipaksakan lucu.
  5. Drama. Yang saya maksud dengan drama di sini adalah membahas hal-hal yang tidak perlu diungkit-ungkit. You know lah ya.
  6. Gimmick. Terlalu banyak aksi baik dari host, mentor maupun salah satu juri. Gimmick secara proporsional sih masih oke, untuk mencairkan suasana. Namun kalau sudah over justru terkesan norak dan kampungan. Lebih dominan komedinya daripada Stand Upnya.

Sebagai penutup, saya mengutip kalimat dari Pandji. “Stand-up Comedy itu kesenian seperti musik. Tidak ada pemiliknya.” Yang suka dan cinta Stand Up, dukung dan tonton terus Stand Up Comedy Academy di Indosiar. Bagi yang tidak suka tidak perlu mencaci maki. Sekian!

“Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang” ~Warkop

Sumber:
Foto: www.acaraindosiar.blogspot.co.id
Referensi:
http://www.siapa.co.id/2015/05/03/siapa-juara-stand-up-comedy-indonesia-season-1/
http://cokraun.blogspot.co.id/2014/05/juara.stand.up.comedy.indonesia.html
http://www.bintang.com/celeb/read/2330714/raditya-dika-stand-up-comedy-academy-indosiar-beda
http://www.kaskus.co.id/post/562b30c6925233065a8b457d#post562b30c6925233065a8b457d
http://www.kaskus.co.id/post/56153fa39252332b768b4585#post56153fa39252332b768b4585
http://id.wikipedia.org/wiki/Stand_Up_Comedy_Show_Metro_TV
http://id.wikipedia.org/wiki/Stand_Up_Comedy_Indonesia_Kompas_TV


 #Tulisan ini juga saya publish di blog pribadi www.sapeken.web.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun