Mohon tunggu...
santy adella
santy adella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sesuatu kebiasaan akan terlatih dan menjadi kebiasaan ketika terus melatihnya dan mencoba

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebenaran dan Pengetahuan Bersumber dari Empirisme dan Rasionalisme

21 Desember 2022   19:07 Diperbarui: 21 Desember 2022   19:12 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Empirisme secara etimologis berasal dari kata bahasa Inggris empiricism dan experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani empeiria yang berarti "berpengalaman dalam". 

Sementara menurut A.R.Lacey berdasarkan akar katanya empirisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkan kepada pengalaman yang menggunakan indera. 

Kalau secara terminologi terdapat beberapa definisi mengenai Empirisme, yaitu doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman, pandangan bahwa semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami, pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan. 

Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak di peroleh melalui akal, melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung.

Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia yang diserap oleh panca indra. Prinsip dan metode empirisme pertama kali gigagas dan dikembangkan oleh John Locke. 

John locke lahir pada 29 Agustus 1636 di Wrington inggris. John Locke dikenal sebagai tokoh filsuf besar era modern yang memandang pengetahuan berasal dari empirisme yang dimana dia mengatakan bahwasannya manusia itu pada saat lahir kedunia tidak membawa apa-apa atau diibaratkan juga seperti kertas putih atau yang dikenal dengan "Tabula Rasa" 

Artinya putih bersih tanpa membawa potensi apa-apa. Manusia mengetahui sesuatu hal karna ada yang mengajarkannya dan dia menyerap hal itu dengan panca inderanya Pengetahuan atau kebenaran itu berasal dari pengalaman inderawi. Tanpa hidung kita tidak bisa mencium bau, tanpa mata kita tidak bisa melihat, tanpa telinga kita tidak bisa mendengar. Artinya manusia mengetahui sesuatu hal karna ada yang mengajarkannya dan dia menyerap hal itu dengan panca inderanya. 

Contohnya ketika seseorang melihat donat yang bulat dan bau donat yang membuat orang pengen memakannya. Hal ini pada dasarnya bukan kita yang melihat donat dan mencium bau tersebut,namun panca indera kitalah yang menyerap kesan tersebut. Mata yang dapat melihat, hidung yang dapat mencium, telinga yang dapat mendengar, mulut yang dapat berbicara dan lidahlah yang dapat merasakan suatu hal baik itu rasa pedas, manis, dan asin. 

Sedangkan Rasionalisme adalah pandangan bahwa pengetahuan dan kebenaran berasal dari akal pikiran atau rasio. Rasionalisme ini digagas pertama kali oleh Rene Descartes. Rene Descartes ini lahir pada 31 Maret tahun 1596. Rene Descartes ini merupakan seorang tokoh filsuf perancis, matematikawan, dan fisika serta penulis. Dengan banyak karyanya beliau dijuluki sebagai "bapak filsafat modern".  

Beliau memiliki pemikiran atau dalihnya yang terkenal adalah Cogito Ergo Sum. yang memiliki arti aku berfikir maka aku ada. Jadi menurut Descartes ini adalah dirinya yang berpikir maka dari itu menjadi hakikat dari dirinya sebagai manusia. Memahami hal tesebut Descartes memiliki pandangan bahwa didalam diri manusia itu ada tiga ide bawaan: pikiran keluasaan dan entitas pencipta. 

Singkatnya ide bawaan (pikiran) itu melekat dari lahir diartikan sebagai ide entitas pencipta, jiwa, jasmani, atau berkaitan dengan tubuh dan yang serupa merupakan jelas kelengkapan dalam pikiran atau reaksi manusia.saat seseorang memiliki ide tentang entitas pencipta maka dia ada, karena dia ada karena dengan sendirinya dan menjadi suatu keharusan atas subtansi ontologis menurut sistematika sebab akibat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun