Menuju Kota yang Ramah dan Manusiawi
Mengubah keadaan memang tidak semudah memetik gitar. Tapi ada langkah-langkah nyata yang bisa kita mulai:
- Reformasi Kebijakan
Terapkan prinsip design for all dalam tata kota, agar semua orang bisa mengakses fasilitas publik. Sediakan dan sosialisaikan pelatihan vokasi inklusif dan kuota kerja bagi penyandang disabilitas.
- Transformasi Sosial
Edukasi masyarakat tentang hak-hak disabilitas. Perkuat komunitas yang dipimpin oleh penyandang disabilitas sendiri.
- Revolusi Mental
Tanamkan empati sejak dini. Hancurkan stereotip bahwa disabilitas berarti ketidakmampuan. Dorong penyandang disabilitas untuk menjadi agen perubahan, bukan sekadar penerima bantuan.
Menutup dengan Sebuah Renungan
Keberadaan pengamen tuna netra di setiap persimpangan adalah cermin dari janji kemerdekaan yang belum sepenuhnya ditepati. Mereka bukan sekadar "pengamen jalanan", tapi suara dari pinggiran yang mengingatkan kita bahwa keadilan sosial masih perlu diperjuangkan. Membangun masyarakat inklusif bukan tentang memberi sedekah, tetapi tentang menciptakan sistem yang memungkinkan semua orang, termasuk mereka yang tak bisa melihat untuk tetap memiliki harapan, martabat, dan ruang untuk bermimpi. Seperti kata Kant, "Kebahagiaan bukanlah ideal akal budi, melainkan ideal imajinasi." Maka mari kita berimajinasi lalu bekerja, untuk menghadirkan Indonesia yang benar-benar ramah bagi semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI