Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ramai Provokasi Agama, Umat Wajib Waspada dan Berakal Sehat

1 Oktober 2020   17:36 Diperbarui: 1 Oktober 2020   19:47 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Stop SARA (Okezone)

Beberapa waktu lalu terjadi aksi penusukan yang menimpa salah satu ulama kondang di Indonesia yaitu Syekh Ali Jaber saat sedang mengisi sebuah kajian di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjung Karang, Bandar Lampung. Pelaku seorang pemuda berinisial AA (24 tahun) berlari ke panggung dan menyerang Syekh Ali Jaber dengan sebilah pisau.

Melalui keterangan Syekh Ali Jaber, saat pelaku menyerangnya ia sempat menengok ke arah pelaku dan sempat merespon dengan mengangkat tangan. Akibat insiden itu, Syekh Ali Jaber mendapat luka tikam pada bagian bahu kanannya. Kemudian jamaah langsung mengamankan dan menangkap pelaku.

Sontak insiden tersebut membuat geger publik. Aksi nekat AA menyerang ulama tidak hanya dianggap tercela, akan tetapi memancing pula amarah umat Islam di Indonesia. Aparat berwajib pun diminta publik mengusut tuntas insiden itu, apakah murni tindak kriminal ataukah ada motif serta keterkaitan aktor lain dibelakangnya.

Dari hasil penelusuran Polisi, pelaku AA melakukan aksinya sendiri dan kini ia akan segera menjalani proses hukum atas tindakannya itu.

Selang berapa lama dari aksi penusukan yang menimpa Syekh Ali Jaber. Publik kembali dikejutkan dengan aksi vandalisme yang terjadi di Musholla Darussalam, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.

Seorang pemuda berinisial S (18 tahun) melakukan aksi tak terpuji dengan mencorat coret musholla dengan nada provokatif, melakukan perusakan, menggunting sajadah, dan merobek Al Qur'an. Dari hasil olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi, dan alat bukti yang ada pelaku S yang tinggal tidak jauh dari Musholla segera diamankan oleh petugas. Hingga kini Polisi masih mendalami motif pelaku guna penyelidikan hingga proses hukum selesai.

Entah apa yang terjadi, tetapi yang pasti sungguh sangat sulit mendalami pikiran para pelaku. Melakukan perbuatan yang diindikasikan sebagai upaya pembunuhan serta memprovokasi dengan merusak tempat ibadah merupakan tindakan yang tidak masuk diakal.

Dengan dua insiden diatas, tentu ini bukan saja sebuah petanda atau bentuk peringatan bagi umat Islam semata, tetapi juga bagi umat beragama lain di Indonesia bahwasanya ada pihak-pihak yang bermain api dimana dengan sengaja ingin menimbulkan kekacauan agar situasi tidak kondusif.

Dalam lingkup insiden diatas pelaku telah menimbulkan untrust kepada pihak kepolisian. Bahwa diluar sana, tak sedikit publik yang berpikiran miring terhadap profesionalisme tugas sebagai Polisi untuk mengungkap kasus dan mencari tahu motif pelaku.

Beberapa menganggap Polisi tidak akan berpihak kepada umat dan membiarkan insiden tersebut tanpa penyelidikan lebih dalam atau apa adanya.

Tak sedikit pula publik yang berpikiran nyeleneh tanpa dilandasi bukti bahwasanya insiden yang dilakukan pelaku dikarenakan adanya perintah atau ada indikasi keterlibatan aktor dibelakangnya.

Menanggapi hal tersebut, Penulis tidak kuasa mengatakan bahwasanya manusia memang dapat berpikiran secara liar. Mereka yang tidak mampu mengontrol emosinya kerap kali membentuk persepsi yang ia bentuk sendiri dan kemudian berusaha mempengaruhi orang lain serta tidak berpikir panjang dengan apa yang telah diperbuatnya.

Tentu siapapun individu wajib waspada dan tidak mudah terpancing oleh hasutan yang dapat memecah belah umat maupun merugikan diri pribadi maupun sekitar dengan mempermainkan SARA sebagai kedok. Kita harus sadar bilamana terpecah belah maka bencana yang hanya akan menghampiri negeri ini dan menjadi kerugian bersama.

Kita pun perlu ingat dan ketahui dalam cakupan orang awam bahwa ada batasan yang tidak bisa publik jamah prihal penyelidikan maupun penyidikan suatu kasus dimana itu menjadi wewenang dari aparat berwajib. Kita harus percaya bahwa aparat dapat berkerja secara profesional dan netral dalam mengungkap kasus agar ada titik terang sebenar-benarnya.

Ini pula menjadi peringatan dan pekerjaan rumah baik kepada pemerintah maupun instansi penegakan hukum di Indonesia bahwa tak sedikit masyarakat yang bersikap skeptis dan antipati terhadap proses penegakan hukum di Indonesia. Jika hal ini tidak menjadi perhatian utama pemerintah maka niscaya bangsa ini akan hidup layaknya di hutan rimba.

Fokus utama dari insiden diatas bahwa pentingnya peran serta para ulama dan pemuka agama agar dapat mengimbau umat agar tidak mudah terprovokasi yang mengundang perpecahan dan agar menjaga hubungan harmonis antar umat beragama serta meningkatkan kualitas keimanan berikut ibadah guna menjadikan tameng bagi umat dalam mengontrol dirinya. Semoga Allah ta'ala senantiasa menjaga dan melindungi bangsa ini.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun