Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apa Betul Menulis di Kompasiana Tidak Lagi Menyenangkan?

5 Agustus 2020   14:33 Diperbarui: 5 Agustus 2020   14:49 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana (Kompas)

Selamat siang kawan-kawan Kers, semoga kalian dalam keadaan sehat dan bahagia. Sebelumnya jangan terkecoh dengan judulnya, artikel ini sekadar curhatan pribadi mengenai kondisi dan kualitas Kompasiana.

Kenapa Penulis utarakan di sini? Ya lebih karena tidak ada media penyampaian yang lain yang bisa menjangkau mimin maupun para Kers. Untuk mengutarakan sesuatu di Kompasiana itu sekarang ini penulis rasakan seperti ada sekat tembok pemisah yang lebar, tak seperti dahulu saat Kompasiana di era Kang Pepih dan Mas Isjet.

Kembali kepada topik utama curhatan, apa betul menulis di Kompasiana kini tidak lagi menyenangkan?

Jujur saja sih, selama bertahun-tahun penulis menulis di Kompasiana memang bisa dikatakan suasana di blog keroyokan ini sudah sangat berbeda. Mungkin tidak bagi mereka Kers baru, tapi bagi kami Kers yang sudah lama malang melintang di sini penulis jamin dan yakin merasakannya.

Hal yang paling berasa ialah sudah sangat minim sekali keaktifan Kers lama yang biasa terpampang di kanal-kanal favorit. Mungkin ada yang berpandangan, oh mungkin mereka punya kesibukan lain? Mungkin saja.

Akan tetapi pada realitanya mereka masih ada kok, karena kami masih tegur sapa di media lain. Ada yang masih rutin menulis di Kompasiana, ada yang sesekali menulis, ada yang menulis karena formalitas (job), dan ada yang sama sekali tak lagi menulis dimari.

Kalau boleh jujur, apa sih penyebab mereka kini males menulis di Kompasiana? Sederhana saja alasannya, karena di Kompasiana ini sudah tidak ada lagi makna kebersamaan layaknya slogan Kompasiana dahulu yaitu "sharing and connecting".

Kondisi Kompasiana ini dari kisaran 2 tahun belakangan ini sudah sangat-sangat berubah. Dahulu diselang-selang kegiatan menulis, kami masih rutin berkumpul di acara offline yang platform maupun komunitas lakukan.

Dari rentetan acara-acara tersebut, terbentuklah bond antara Kers. Kami saling kenal, berbagi informasi, saling bertukar pikiran, dan lain hal. Kami sangat menikmati hal tersebut karena di momentum itu kami bisa saling tatap muka, saling mengerti karakter satu dengan yang lain, dan bersilaturahmi.

Namun apa mau dikata kondisi tersebut tidak selamanya dapat dipertahankan, terlebih kondisi pandemi seperti sekarang. Kompasiana kini seakan-akan hambar, seperti ada kekosongan akan makna untuk apa saya aktif dan menulis disini.

Semangat menulis para Kers yang membangun bersama-sama platform ini redup dan sebagian besar padam. Bahkan tak sedikit yang merasakan betapa mereka begitu tidak dihargai sumbangsihnya kepada platform ini. Penulis rasakan ada kekecewaan mendalam akan seperti apa platform ini di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun