Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia Kalah karena Ulah Oknum Suporter

6 September 2019   08:40 Diperbarui: 11 September 2019   03:58 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia (kompas)

Pil pahit harus ditelan timnas Indonesia setelah kalah ketika melawan timnas Malaysia pada laga pembuka Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (5/9/2019). 

Kedua tim saling berbalas gol, namun timnas Indonesia yang sempat dua kali unggul tak mampu berbuat banyak hingga timnas Malaysia berhasil membuahkan gol di menit-menit akhir injury time dan membawa poin penuh.

Penulis yang menonton laga tersebut sebetulnya diawal sudah pesimistis dengan bagaimana hasil pertandingan. Entah mengapa, hal ini selalu terjadi ketika timnas Indonesia bertanding. 

Akan tetapi gol-gol yang dicetak oleh Beto seperti membawa harapan bahwa timnas akan menang. Apa daya ibarat kalimat bola itu bundar, maka tentu tak satu pun warga Indonesia yang menginginkan kekalahan yang begitu menyakitkan ini.

Dalam pengamatan Penulis, secara kualitas permainan timnas Malaysia jauh lebih terorganisir. Walaupun mereka terkadang melakukan kesalahan-kesalahan kecil seperti salah operan, namun mereka mampu mempertahankan bola lebih lama, memanfaatkan lebar lapangan lebih baik, serta fighting spirit pemain lebih terlihat.

Sebaliknya kondisi berbeda di timnas Indonesia, kondisi unggul dua kali tidak dimanfaatkan dengan baik oleh mereka. Mohon maaf dari pengamatan Penulis, pemain timnas Indonesia terlalu sering melakukan kesalahan, berlama-lama dengan bola, teledor dalam memainkan bola di daerah pertahanan sendiri, dan sebagian pemain cenderung malas-malasan baik dari sisi menyerang terlebih bertahan.

Hal tersebut begitu terlihat, mana kala ketika timnas Indonesia menyerang memanfaatkan sisi lapangan. Pemain tidak mendapatkan backup atau satu dua pemain yang berusaha membantu maupun memberikan opsi operan. 

Jarak pemain terlalu jauh dan respon pemain yang mencoba membackup sangat lambat, alhasil pemain pada sisi lapangan harus berjuang sendiri untuk mendistribusikan bola ke pertahanan lawan.

Kemudian prihal pola alur bola. Lini tengah timnas Indonesia seperti tidak berkutik manakala timnas Malaysia melakukan pressing mulai dari 3/4 luas lapang. Alhasil pola serangan Indonesia begitu mudah ditebak, operan mudah diantisipasi, dan sekalipun operan berhasil tetapi pemain timnas Indonesia sudah dijaga ketat oleh pemain timnas Malaysia.

Skema permainan timnas Indonesia begitu mudah terbaca tak hanya sekali dua kali saja, ketika bola berada pada pemain bertahan maka alur bola akan mengarah kepada kiper yang akan menendang bola ke tengah lapangan. Alhasil timnas Indonesia seringkali kehilangan ball possession karenanya dan timnas Malaysia seolah mendikte jalannya pertandingan.

Bagi Penulis sisi pertahanan Indonesia merupakan pekerjaan rumah yang perlu segera dibenahi. Dalam posisi timnas Indonesia diserang terlihat mereka kurang antisipasi terhadap apa yang akan dilakukan lawan. 

Terlihat pada saat Malaysia membuahkan gol awal penyeimbang dimana pemain belakang tidak segera merespon menutup pergerakan lawan dan berharap pada perangkap offside.

Gol penyeimbang kedua pun demikian. Ketika kiper timnas Indonesia gagal mengamankan bola dengan baik, sisi pertahanan seperti panik. Pemain tidak segera mengantisipasi menutup ruang bagi lawan untuk mendistribusikan bola ke daerah pertahanan Indonesia, justru mereka cenderung menunggu apa yang lawan lakukan.

Begitu banyak pekerjaan rumah yang timnas Indonesia perlu segera benahi, terutama soal mental pemain yang seperti terbebani di kandang sendiri. Riuh ramainya pendukung suporter Indonesia tak membuat mereka bermain lepas, kurang bersemangat, dan minim kreativitas.

Mental para suporter Indonesia pun yang menonton langsung perlu pula dikritisi. Prilaku oknum suporter yang menyebabkan pertandingan diberhentikan sementara dan 8 menit waktu injury time bisa dikatakan menjadi satu dari berbagai penyebab mengapa timnas Indonesia kalah saat ini. Seharusnya sebagai tuan rumah para suporter Indonesia menunjukkan sikap gentle dan sportif, bukan malah memperkeruh suasana yang membuat rugi bangsa ini.

Di pertandingan berikutnya tanggal 10 September 2019, timnas Indonesia akan melawan timnas Thailand yang di atas kertas jauh diunggulkan. Selaku tuan rumah, justru beban berat harus diemban pelatih Simon McMenemy karena bukan saja menambal kekurangan dari timnas Indonesia miliki tetapi ia pula harus segera membangkitkan mental dan semangat anak asuhnya akibat kekalahan kemarin. 

Harapan Penulis, semoga timnas Indonesia dapat bangkit, meraih hasil optimal, dan mampu mengharumkan nama bangsa ini. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun