Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gimmick Flash Sale dan Pre-Order Industri Smartphone

28 Maret 2019   11:33 Diperbarui: 28 Maret 2019   15:12 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrian konsumen iPhone X di Singapura (breakingnews.co.id)

Penulis kira semua pembaca tentunya mengetahui arti dari "Flash Sale" dan "Pre-Order". Kedua kata tersebut identik sekali dengan ranah industri smartphone sebagai upaya memasarkan produk-produk barunya.

Antara Flash Sale dan Pre-Order makna sebenarnya hampir mirip. Jika Flash Sale anda sebagai konsumen diberikan kesempatan waktu untuk membeli produk yang dimaksud dengan stok terbatas (umum konsumen tidak ketahui berapa banyaknya) ibarat kalimat "siapa cepat dia dapat".

Sedangkan Pre-Order anda sebagai konsumen melakukan prosedur pemesanan produk (semisal dengan cara Down Payment, registrasi, dll) yang ingin dibeli, lalu kemudian dalam jangka waktu tertentu konsumen segera mendapatkan produknya.

Lantas dimanakah kemiripannya? Pada hakikatnya Flash Sale maupun Pre-Order merupakan sama-sama strategi market yang bertujuan menarik minat konsumen terhadap produk. Strategi tersebut ditempuh guna menambah "hype" untuk penjualan produk kedepan.

Pertanyaannya kok bisa sih? Konteksnya seperti ini, setiap kali ada produk smartphone baru diperkenalkan maka pihak produsen akan melakukan publikasi berupa promosi, apakah itu dari sisi spesifikasinya, keunggulan produk, merekrut Brand Ambassador, merekrut influencer, merekrut reviewer, promo bonus maupun Cash Back, dan lain sebagainya yang kemudian langkah tersebut dilanjutkan dengan Flash Sale ataupun Pre-Order.


Besarnya animo konsumen terhadap produk baik apakah pada saat Flash Sale ataupun Pre-Order lalu oleh produsen dibentuk menjadi "amunisi" untuk memudahkan penjualan produk.

Seperti apa contohnya? Semisal produk XYZ terjual habis dalam waktu singkat, gambaran antrian konsumen mengular untuk melakukan pre-order produk, tercatat konsumen yang melakukan pre-order mencapai puluhan ribu orang, dan lain-lain sebagainya. Hal ini bukan berarti anda sebagai konsumen sedang dibodoh-bodohi, namun sebenarnya anda sedang berusaha untuk digoda agar segera membeli produk dimaksud.

Terkesan memang konsumen seperti diajak berlomba-lomba untuk mendapatkan produk itu maupun produk digambarkan benda langka yang layak diperebutkan. 

Akan tetapi jika konsumen sadari, (produk) itu selayaknya produk yang umum atau kelak pasti akan banyak jumlahnya dan anda mudah cari, mendapatkannya lebih awal ataupun nanti hanyalah masalah waktu saja. 

Namun demikian tidak bisa disanggah bahwa sampai saat ini kedua strategi tersebut terbukti ampuh menggoda konsumen berkantong. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun