Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu strategi utamanya adalah memperkuat peran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai mesin penggerak investasi dan pencipta lapangan kerja.
Dalam rapat terbatas di Istana Merdeka yang juga dihadiri Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Presiden menegaskan pentingnya optimalisasi KEK agar manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional bisa tembus 8% dalam lima tahun ke depan, dan KEK diposisikan sebagai salah satu tulang punggung untuk mewujudkan hal itu.
Fakta di lapangan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Selaku Ketua Dewan Nasional KEK, Menko Airlangga menjelaskan hingga 2024, nilai investasi di KEK mencapai Rp263,4 triliun, dan telah menciptakan lebih dari 160 ribu lapangan kerja. Bahkan, dua KEK---Gresik dan Kendal---menjadi bintang dengan capaian investasi dan serapan tenaga kerja tertinggi.
Tak hanya itu, tren positif terus berlanjut di awal 2025. Investasi tumbuh, tenaga kerja meningkat, dan pelaku usaha baru terus bermunculan. Pemerintah juga mendorong review berkala terhadap kinerja setiap KEK agar tetap tepat sasaran.
Di sisi lain, Presiden juga menaruh perhatian besar pada pengelolaan APBN. Reformasi fiskal dijalankan untuk menjaga defisit tetap terkendali, sambil memastikan belanja negara fokus pada hal-hal yang berdampak langsung pada masyarakat, seperti infrastruktur, energi, dan pengembangan SDM.
Dengan strategi ganda---menggenjot investasi lewat KEK dan memperkuat fondasi fiskal---Pemerintah menunjukkan arah yang jelas: pertumbuhan ekonomi yang inklusif, merata, dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI