Abstrak
Di tengah tantangan korupsi sistemik dan birokrasi yang lamban, Indonesia menghadapi kebutuhan mendesak akan inovasi tata kelola. Artikel ini mengkaji kemungkinan pengangkatan Menteri AI sebagai solusi strategis dalam pengawasan korupsi, dengan merujuk pada studi kasus Albania yang telah mengangkat Diella---menteri virtual pertama di dunia. Kajian ini mencakup aspek teknologi, hukum, etika, dan implementasi kebijakan, serta menawarkan rekomendasi untuk adaptasi di konteks Indonesia, termasuk keterkaitannya dengan Asta Cita Prabowo Subianto.
1. Pendahuluan
Korupsi dalam pengadaan publik merupakan salah satu akar masalah dalam tata kelola pemerintahan Indonesia. Menurut Indonesia Corruption Watch (ICW, 2024), lebih dari 40% kasus korupsi berasal dari sektor pengadaan barang dan jasa. Di era digital, muncul gagasan revolusioner: pengangkatan Menteri AI sebagai entitas non-manusia yang bertugas mengawasi proses tender dan pengadaan secara transparan. Albania menjadi pelopor dengan meluncurkan Diella, menteri AI pertama di dunia, yang bertugas penuh dalam pengadaan publik.
2. Studi Kasus: Diella, Menteri AI Albania
- Profil Diella: Bot AI berbasis Large Language Model (LLM) yang dikembangkan melalui kerja sama dengan Microsoft Azure.
- Tugas: Mengelola dan memverifikasi semua tender publik, memastikan 100% bebas korupsi.
- Keunggulan:
 - Tidak bisa disuap atau diintervensi.
 - Bekerja 24/7 tanpa konflik kepentingan.
 - Transparan dan dapat diaudit secara publik.