Usaha yang saya ceritakan ini berawal dari tugas mata kuliah Kewirausahaan. Saya tidak sendiri saya berkolaborasi dengan teman saya, Hekmatiar. Kebetulan Kegiatan saya suka sekali memasak di dapur yang menjadi pemantik ide kreatif saya untuk membuat makanan homemade ini.
Waktu itu, saya sedang iseng mencoba membuat pangsit ayam di rumah. Tanpa niat apa-apa, hanya sekadar mencoba resep. Tapi siapa sangka, orang-orang di sekitar saya malah suka banget! Dari sanalah muncul ide, "Eh, ini bisa jadi peluang usaha nggak, ya?." Setelah berpikir dan eksperimen kecil-kecilan, saya kepikiran untuk mengembangkan resep itu jadi sesuatu yang beda. Dari sinilah muncul Pangsit Ayam Mozarella Chili Oil. Rasanya lebih gurih, ada rasa keju lumer di dalamnya, dan disiram chili oil yang pedas nikmat.
Saya mengajak Hekmatiar sebagai partner. Dia tipe bukan yang di dapur banget, tapi dia kreatif dalam hal desain. Jadi saya fokus di dapur dari racik resep, pengemasan, sampai pengujian rasa. Hekmatiar ambil bagian di branding bikin logo, stiker, hingga poster promosi. Dia bilang, ini juga jadi kesempatan pertamanya menyusun identitas visual untuk produk makanan, dan ia merasa tertantang untuk bikin branding yang mencerminkan rasa khas pangsit mozarella chili oil kami.
Tetapi Kami sempat mengalami miskom dan bingung kapan harus mulai produksi. Terlebih lagi, saya belum sepenuhnya yakin soal kuah untuk menu yang beragam mulai dari kaldu, nyemek, creamy, hingga goreng terutama di kuah kaldu dan creamynya. Saya takut mengecewakan kalau produk belum benar-benar siap. Sementara saya terus menyempurnakan resep, Hekmatiar tetap semangat membangun sisi visual. Kami kerja dalam diam, tapi dengan persiapan yang matang.
Dari proses ini, saya belajar bahwa kolaborasi butuh kepercayaan dan komunikasi. Kami punya peran yang sangat berbeda, tapi justru itu yang membuat tim kami saling melengkapi. Saya juga belajar untuk tidak buru-buru. Jangan jualan hanya karena tuntutan tugas, tapi karena sudah yakin. Karena makanan adalah soal rasa, dan rasa tidak boleh setengah-setengah.
Meskipun belum rilis ke publik, bagi saya, momen ketika saya yakin terhadap produk ini adalah pencapaian pertama. Kami merasa langkah kami tidak sia-sia karena sudah punya dasar kuat resep yang terus diasah dan identitas visual yang sudah siap diluncurkan
Setelah UAS ini selesai, kami akan mulai buka PO kecil-kecilan. Saya akan pastikan semua menu sudah siap secara rasa dan kemasan. Bersama Hekmatiar, ikut UMKM kampus, atau bahkan ikut bazar untuk mengenalkan produk kami ke lebih banyak orang. Ke depannya, kami juga ingin mulai mempromosikannya di media sosial seperti wa,ig,titok.
Saya percaya bahwa usaha besar bisa dimulai dari dapur rumah. Kadang ide terbaik justru muncul saat tidak direncanakan. Yang penting, kita berani mencoba, berani percaya, dan tidak takut untuk terus belajar. Kolaborasi ini mengajarkan saya bahwa beda keahlian bukan hambatan. Justru kekuatan kami adalah saling melengkapi. Dan itu yang membuat perjalanan ini berkesan.
Kalau kamu punya ide kecil, jangan diremehkan. Mungkin belum sempurna sekarang, tapi kalau kamu konsisten dan percaya, ide itu bisa tumbuh jadi usaha yang besar.
"Berani memulai adalah separuh dari keberhasilan."Â
Jadi... ayo mulai hari ini. Mulai dari hal kecil. Dari dapur rumah pun bisa lahir impian besar!