Semarang (8/8/21) Di masa pendemi Covid-19, banyak kegiatan baik pembelajaran, pekerjaan bahkan pengobatan dilakukan di rumah apalagi disaaat adanya kebijakan PPKM. Contohnya adalah Swamedikasi. Swamedikasi (pengobatan sendiri) merupakan upaya pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat sebelum mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan. Swamedikasi sendiri kerap menjadi pilihan utama disaat masa pandemi Covid-19, seperti menyediakan obat di rumah sebagai tindakan yang baik untuk memudahkan kita mencari obat ketika sakit. Namun, obat yang disimpan cukup lama di kotak obat perlu diperiksa kondisinya baik secara fisik ataupun tanggal kadaluarsanya.
Menurut tirto.id yang melansir dari Michigan Medicine, University of Michigan bahwa obat yang sudah kadaluarsa atau rusak mungkin tidak akan berfungsi dengan baik bahkan tidak aman lagi untuk digunakan karena dapat memberikan efek toxic bagi orang bahkan hewan yang tidak sengaja mengonsumsi obat kadaluarsa tersebut. Sehingga, sangat penting untuk menyingkirkan obat-obat lama yang sudah tidak digunakan lagi. Karena dengan begitu dapat membantu mencegah orang lain menggunakan obat-obatan yang tidak diperuntukan bagi mereka serta bagi orang yang melakukan penyalahgunaan obat palsu.
Program kerja ini dibentuk untuk memberikan edukasi bagi masyarakat awam terutama bagi masyarakat RW XXI Pucang Jajar Timur bahwa membuang obat kadaluarsa yang baik dan benar itu memiliki aturan yang sudah ditentukan dan sangat penting dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan obat bagi oknum yang tidak bertanggung jawab serta bagi pemilik obat tersebut.Â
Edukasi ini berupa membuat video cara mudah membuang obat kadaluarsa yang baik dan benar yang kemudian diunggah di akun YouTube lalu disosialisasaikan kepada Ibu-Ibu PKK RW XXI Pucang Jajar Timur melalui Grup Whatsapp "Lapak Berkah Halal" warga RW XXI Pucang Jajar Timur, Desa Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak (2/8).
Terakhir, penulis berharap program kerja ini dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama ibu-ibu PKK RW XXI Pucang Jajar Timur, Desa Batursari serta dapat dengan mudah diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.
Penulis: Sanhedrina Lilian Wira Adi (Ilmu Kelautan/FPIK) Mahasiswa KKN UNDIP Tim II 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI