Mohon tunggu...
Souls Bg
Souls Bg Mohon Tunggu...

aku bukanlah kamu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyederhanakan Hidup...

8 Februari 2014   20:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Nafsu manusia kdang seperti air. Tdk pernah henti utk slalu mngalir. Slama msih ada celah, di situlah air mngalir. Bedanya dgn air yg mengalir ke tempat lbih rendah, nfsu terus mengalir ke arah sebaliknya.

Manusia bsa dibilang makhluk yg jarang cepat puas. Slalu saja ujung dri sbuah pencarian lagi2 brtemu pda satu titik: KURANG . Keadaan itu persis sperti orang yg slalu mendongak ke atas. Dan lengah menatap ke bawah.

Itulah knapa orang tanpa sadar khilangan daya peka.Kepekaannya dgn lingkungan sekitar menjadi tumpul. Bahkan mungkin, ditengah hiruk pikuknya mengejar yg atas, tanpa terasa kalo yg di bawah terinjak-injak. Jadi, pisau kpekaan bkan skadar tumpul, bahkan brkarat sama sekali.

Ktidakpekaan itu akhirnya mnggiring tampil tdk pduli. KESEDERHANAAN mnjadi barang langka dsbabkan smngat baru ingin tmpil serba " WAHH ". Ada bhasa yg sdang diungkapkn " SAYA MEMANG BEDA DENGAN KLIAN..!

Ktika trjadi proses mlengkapi kebutuhan ( makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, & mungkin hal2 lain seperti alat komunikasi; ada pergeseran yg nyaris tanpa terasa. Sebuah pergerseran dri nilai fungsi kpada nilai GENGSI. Pemenuhan kebutuhan2 pokok itu tdak lgi menimbang skadar fungsi, tpi lebih kpada GENGSI. Ada sesuatu yg sdang dikejar dari proses pemenuhan itu yaitu TREND & GENGSI.

Di sisi lain, ada semacam ketergantungan dgn pnampilan mode yg tentu sja dtang dari negeri pdagang budaya. Mreka bgitu pintar mengemas barang dagangan dlm bentuk yg sangat menarik. Halus, tanpa kesan menggurui. Kemasan bisa melalui film, berita mode & sbagainya. Tnpa sadar, orang terhipnotis dlm cengkeraman pra pedagang budaya. Repotnya, ketika pedagang budaya sbagian besar menuhankan hidup materialistis. Semua tnpa sadar mnuhankan GENGSI.

Mungkinkah prilaku konsumsi sperti itu hinggap dlam diri umat Islam? Msalahnya memang bkan skadar muslim ato bukan. Tpi sjauhmana umat Islam memahami nilai budaya Islam. Dan membumikannya dlam kenyataan hidup sehari2.

Mreka yg tdak paham dgn Islam biasanya memang acuh tak acuh dgn urusan orang lain. Walaupun itu satu keyakinan. Tidak ada ajaran yg menyentuh hati mereka utk mau memperhatikan nasib saudaranya. Hidup bagi mreka adlh diri mereka sendiri. Tidak ada hubungannya dgn orang lain.

Smentara Islam, sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan. Bahkan nilainya bsa sama dgn keimanan kepada Allah & hari akhir. Rasulullah saw. bersabda, “Tidak beriman seorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim)

Slain tumpulnya kpekaan & kungkungan trend budaya orang lain, ada sbab lain yg membuat orang jauh dri sederhana, yaitu merasa rendah di hadapan orang lain. Rasa rendah diri itu memompa sgala daya yg dimiliki untuk bsa tampil mlebihi orang yg dianggap lebih. Pling tidak, ada kepuasan diri jka tampilan bisa dianggap lebih.

Ketika ksempatan hidup mewah terbuka lebar, sifat rendah diri brubah menjadi jiwa eksploitasi. Apa pun yg bisa diraih, diambil sebanyak2nya demi kepuasan tampil LEBIH..

Mraih sgala kmampuan materi memang sulit. Tpi akn lebih sulit lgi mengendalikannya mnjadi tampilan SEDERHANA . Karena nafsu memang tdk prnah brhenti mengalir ke segala arah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun