Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berpucuk Malam, Bermandikan Cahaya Pagi

28 Oktober 2012   16:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tetes demi tetes air belum usai turun sampai ke tanah. Hujan lebat yang mendatangkan berkah turun secara perlahan semenjak pagi sampai siang hari. Begitu indah alam memberikan kebaikan untuk setiap tumbuhan yang terus menyatakan diri sebagai bagian dari ekosistem kehidupan.

Memasuki pertanian cabe organic bagian dari agro pure organic part di nagari kamang mudiak dan juga padi organic di jorong balaitinggi beserta dengan pengurus Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI HMI) cabang padang menghadirkan sebuah pesan yang menghentak ke dalam sanubari.

Memang belajar kepada alam telah menjadi filosofis urang ranah minang. Setiap gerak dan pertanda alam menjadi bahan renungan dan pemikiran untuk mengukur diri dan menguatkan asa untuk terus berjuang menjadi manusia seutuhnya.

Tumbuhan yang menapak ke dalam bumi lewat akar akar yang menghunjam mendalam. Mengajarkan bagaimana terus menguatkan prinsip hidup untuk belajar di kegelapan malam. Berbuat dalam hidup untuk tidak dikenal dan sering terlupakan. Ikhlas itulah pandanan kata indah menghimpun banyak cerita dan kisah mereka yang berjuang tanpa pernah diperkenalkan, dipertuliskan dan juga diperpublikasikan lewat media-media cetak maupun online yang bergentayangan di jari jemari anak cucu adam.

Sedangkan untuk pucuk-pucuk selalu lahir membelah langit yang tergumpal angin. Belaian demi belaian menjadi irama penguat pucuk muda. Tidak seperti belaian para politisi tua yang sibuk memberikan badai penghancur pucuk muda. Apakah ini sebuah pertanda?

Batang yang kokoh dengan ranting yang terus bertumbuh di setiap sudut waktu. Tidak pernah meronta dan meminta untuk dikasihani. Namun ia menjabat peluk mentari pagi. Apakah malam ia berhenti? Tidak. Kala malam ia terus berlari membuka tabir demi tabir lapisan udara. Di gelap malam berteman bintang yang selalu memberi semangat dengan kedipan romantis ia memberi semangat.

Karena esok pagi setiap pucuk tanaman organic dan non organic selalu bermandikan pelukan hangat cahaya mentari pagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun