Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana kok Bisa? Betul Ini Total Organik

24 September 2012   03:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:50 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kesadaran untuk mengkonsumsi dan menikmati hasil pertanian, peternakan dari sistem alami atau organik terus meningkat. Kesadaran akan manfaat dan kehilangan efek samping dari menikmati sajian bercampur kimia sintetis dalam sayuran, makanan. Memberikan ruang bagi para petani untuk kembali memuliakan bumi pertanian.

Dari berbagai interaksi dan diskusi bersama masyarakat di Nagari Sungai Sariak, Pariaman & Nagari Kaman Magek, Kab. Agam memiliki cerita dan kisah unik tersendiri. Ada yang mendebarkan hati karena persoalan kesepakatan demi kesepakatan. Ada yang menyedihkan karena persoalan belenggu kemiskinan yang terus dipundak petani. Ada yang menggembirakan karena hasil pertanian semakin baik. Ada yang mengharukan ketika menemukan cara-cara baru untuk memaksimalkan pertanian Total organik.

Terdapat juga satu hal yang membuat penasaran untuk terus dipelajari dan digali. Tanggapan dan juga selidik masyarakat melihat dan memperhatikan proses melahirkan pertanian yang total organik dalam pengelolaan lahan, pembuatan pupuk, perlakuan, manajemen tanam dan pengawetan alami.

Kenapa hal ini bisa terjadi. Kok Bisa? Betul ini pertanian Total organik. Inilah pertanyaan yang muncul kala bertemu dengan beberapa orang penulis jumpai di lapangan. Untuk menjawab pertanyaan ini butuh sebuah kesabaran untuk menjelaskan. Kenapa, karena setiap penjelasan mesti mengetahui latar belakang penanya.

Jika yang bertanya adalah akademisi yang melakukan penelitian tentang biologi terapan, pertanian. Jawaban cukup dengan memberikan jurnal perlakuan dan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang didokumentasikan hampir setiap hari.

Jika yang bertanya adalah pengusaha yang melakukan penjajakan bisnis. Jawaban cukup dengan memberikan analisa perbandingan biaya produksi dengan hasil yang diperoleh. Maka cukup memberi jawaban yang memuaskan.


Jikka yang bertanya adalah orang yang menguji kualitas. Jawaban yang tepat adalah mari kita masuk labor dan mencoba menikmati hasil pertanian dan peternakan organik dengan yang non organik.

Jika yang bertanya adalah orang yang ingin belajar dan memasuki usaha pertanian total organik. Maka jawabannya sangat sederhana. Mari masuk sawah, keluar kebun sekali-kali ke rimba dan mau menikmati berteman akrab dengan binatang peliharaan. Dan waktunya paling cepat 3 hari, 3 malam, paling lama 3 bulan.

Kenapa mesti masuk sawah, keluar kebun dan seseali ke rimba? Inilah proses belajar dari tahapan pertama dalam pertanian total organik. Mengetahui pengetahuan dasar tentang bentuk tanah, kualitas air, bentuk hama, bentuk tanaman dan segala hal yang membutuhkan untuk melahirkan produk organik 100%.

Pengelolaan usaha pertanian total organik di SEHAT-I memiliki prinsip dasar bahwa ketika baik bagi manusia, maka ia baik bagi binatang dan juga tanaman. Jika tidak baik bagi manusia maka ia tidak baik bagi binatang dan tanaman. Ungkapan ini berasal dari Prof. Ahmad Gazali (gelar penghormatan atas dedikasi kemampuan lapangan, bukan akademik)

Maka tahap kedua adalah mengetahui sumber daya sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan total organik. Darimanakah sumber air, sudah berapa lama menggunakan pupuk kimia sintetis dan pertisida, bagaimana manajemen tanam dan pemasaran. Dan semua itu butuh jawaban dari berbagai pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun