Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama FEATURED

Resesi Global di Bawah Dagu Presiden Jokowi

23 Desember 2019   10:27 Diperbarui: 15 Juli 2020   12:21 1921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perekonomian Indonesia. (sumber: Thinkstockphoto via kompas.com)

Kasus gagal bayar polis JS Saving Plang Jiwasraya kepada pemegang polis, seakan menjadi puncak yang tanpak dari gunung es keadaan kritis dan krisis BUMN. Hampir dalam lima tahun pertama pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo hal ini tidak terlihat atau memang tidak ada yang membuka persoalan ini.

Beberapa ekonom yang masih memiliki empati dan juga ingin Indonesia selamat dari resesi keuangan dan ekonomi global 2020 memberikan kritik yang tajam dan sekaligus solusi. Kritik dari para ahli yang telah menjadi pelaku pada pemerintahan sebelumnya dan berhasil menjadian Indonesia kuat secara ekonomi dan masuk dalam G-20.

Pernyataan Said Didu, mantan Sekreratis BUMN, sejak awal sebelum Pilpres telah memberikan sinyal dan tanda-tanda bahwa ada yang salah dalam tata kelola BUMN. 

Ungkapan "Intervensi kekuasaan" ini seperti sinyal penanda bahwa ada yang salah besar dalam pengelolaan BUMN. Ia seperti pertanda bahwa ada gunung es persoalan yang terlihat oleh yang ahli dan pernah ikut dalam menyehatkan BUMN.

Secara bisnis sebuah institusi BUMN berutang wajar, jika utang bisnis untuk bisnis. Namun persoalan adalah utang ini menjadi besar sebab ada penugasan khusus untuk melakukan kebijakan Kepala Negara dan Pemerintahan melakukan sejumlah proyek prestius yang digadang-gadang menjadikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 6%. 

Dan bagaimanapun caranya mesti teralisasi, karena ini perintah kepala negara untuk Menteri BUMN dan juga Komisaris dan jajaran direksi.

Penerawangan atau pengamatan selaku seorang yang pernah belajar tentang keuangan dan perusahaan, deretan fakta bahwa utang BUMN menggunung dan berjibun dan mulai ada yang tumbang alias kolaps. Seperti BUMN Asuransi Plat Merah Jiwasraya. 

Ia diambang kolaps dengan utang pembayaran polis JS Saving Plang mencapai Rp. 12,4 T atau 12.400.000.000.000, terhadap nasabah. Dan keuangan Jiwasraya juga telah lama merah atau merugi pada semenjak 2017 sampai sekarang. Tinggal dinyatakan secara hukum pailit.

Pelantikan Presiden Ir. Joko Widodo periode ke-2 dengan menamsilkan mari berlayar atau perahu. | hetanews.com
Pelantikan Presiden Ir. Joko Widodo periode ke-2 dengan menamsilkan mari berlayar atau perahu. | hetanews.com
Fakta ini sangat menakutkan, apalagi berderet BUMN yang lainnya juga sedang mengalami kerugian usaha. Sebab BUMN memiliki "kewajiban" atau tugas untuk memberikan keuntungan bagi negara mengisi pundi-pundi APBN. 

Pemerintah telah memberikan kekhususan, berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk menyehatkan BUMN.

PMN seperti pakan khusus untuk menjadikan BUMN sehat dan beruntung. Dan ini berasal dari APBN yang dialokasikan berdasarkan keputusan rapat kementerian keuangan dan kementrian BUMN beserta Kementrian Perekonomian. 

Apakah keputusan ini benar atau memang ada yang melakukan intervensi tertentu dan berdampak sistematis kepada lebih 7 BUMN yang mengalami kerugian?

Jawaban ini ditunggu oleh publik dan masyarakat. Sebab, bila BUMN telah mulai goyang dan satu demi satu ambruk. Maka Indonesia akan resesi dimulai dari pelaku besar bisnis yakni BUMN. 

Sebab, pilar utama ekonomi secara makro adalah BUMN, sedangkan secara mikro tetap pelaku UMKM yang penah menjadi penyelamat ekonomi sektor bawah.

Sedikit data tentang kerugian BUMN di era Kepala Negara dan Pemerintahan Jokowi, Pertama PT Krakatau Stell Tbk akhir tahun 2018 memiliki utang sebesar USD 2,49 miliar atau Rp. 35,22 T dengan kurs Rp. 14.100. 

Selanjutnya, PT. PLN Tbk yang memiliki utang sebesar Rp. 394,18 T, kemudian PT. Waskita Karya Tbk memiliki utang perusahaan Juni Rp. 103,719 Triliun.

Dan bila dideret maka akan terlihat bahwa utang ini sagat menakutkan. Apalagi IMF dan Bank Dunia telah memberikan peringatan tentang perlambatan ekonomi dunia. Termasuk dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina. Dan posisi Indonesia berada ditengah antara AS dengan Cina.

Hal ini bukan cubitan kecil bagi perekonomian Indonesia. Tapi pukulan bertubi-tubi dari "gunung es" utang BUMN dan Surat Utang Negara penambal defisit APBN. Dan ancaman resesi ini tidak lagi berada di pelupuk mata Presiden, namun telah berada di bawah dagu Kepala Negara dan Pemerintahan Jokowi di periode kedua.

Gunung Es, bagian penyebab karamnya kapal titanic versi film. Sumber. www.kumparan.com
Gunung Es, bagian penyebab karamnya kapal titanic versi film. Sumber. www.kumparan.com
Semoga tidak terjadi pukulan 'Jup' yang berasal dari BUMN yang merugi dan kolaps. Sebab pukulan dari luar akan terus datang bertubi-tubi, menggunakan istilah pertandingan tinju. 

Sedangkan menurut tamsil yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo waktu pelantikan menamsilkan dengan 'perahu', maka ini adalah puncak kecil dari gunung es besar. Sedangkan masih ada puncak gunung es lainnya yang merusak dinding perahu ekonomi Indonesia.

Sedangkan dari dalam, koruptor dengan kemampuan kejahatan kerah putih sedang menikmati "penjarahan" APBN yang mempercepat karam kapal Ekonomi Indonesia. Semoga Tidak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun