Jakarta -- Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, menargetkan perluasan jaringan pipa air bersih hingga sepanjang 7.000 kilometer sebagai upaya memperluas akses layanan air kepada warga Jakarta.
"Saat ini baru 400 kilometer yang tersambung, tapi target kami mencapai 7.000 kilometer," ujar Arief Nasrudin, Senin (21/7/2025).
Untuk mencapai target tersebut, PAM Jaya telah menyiapkan berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah transformasi status perusahaan dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) menjadi Perseroan Daerah (Perseroda), sebagai pijakan awal menuju proses penawaran saham perdana (IPO).
"Sebagai Perumda, ruang gerak kita masih terbatas. Dengan menjadi Perseroda, struktur pengelolaan akan lebih profesional dan akuntabilitasnya juga meningkat," jelas Arief.
"Kita akan punya RUPS, data keuangan yang lebih rapi, serta sistem yang lebih prudent."
Arief juga mengungkapkan bahwa rencana IPO ini merupakan mandat langsung dari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, yang memberikan kepercayaan kepada PAM Jaya untuk go public.
"Saya mendapat penugasan dari Pak Gubernur. Beliau hanya butuh waktu seminggu menelaah data yang kami berikan, lalu langsung mengarahkan agar PAM Jaya IPO," tuturnya.
Menurut Arief, IPO menjadi langkah penting agar PAM Jaya tidak lagi terlalu bergantung pada pendanaan dari APBD Jakarta.
"Kita butuh model pembiayaan yang lebih terbuka dan mandiri. IPO bisa menghadirkan transparansi dan akuntabilitas lebih baik, sekaligus meringankan beban fiskal pemerintah daerah," tegasnya.
Namun, Arief menegaskan bahwa proyek perluasan jaringan air bersih bukan tanpa tantangan. Salah satunya adalah kebutuhan investasi yang besar.
"Air itu butuh investasi mahal. Karena itu saya selalu mengingatkan agar air bersih digunakan dengan bijak, tidak boros," ujarnya.
Selain investasi, sumber air baku juga menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, 90 persen air yang diolah PAM Jaya berasal dari luar wilayah Jakarta, sehingga membutuhkan koordinasi lintas daerah dan pipa distribusi yang sangat panjang.
"Kita harus ambil air baku dari luar Jakarta, dan untuk itu perlu pipa panjang serta izin dari pemerintah pusat. Ini tidak mudah, tapi penting agar masyarakat bisa menikmati air bersih yang layak konsumsi," pungkas Arief.*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI